Rupiah di Ujung Tanduk, Adakah Pilihan Lain Selain Kerek BI Rate?
Ruisa Khoiriyah
19 April 2024 13:58
Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia akan menggelar pertemuan Dewan Gubernur pekan depan untuk menentukan kebijakan bunga acuan serta memberikan penilaian atas situasi perekonomian terkini baik domestik maupun global.
Pertemuan yang dijadwalkan pada 23-24 April itu akan menjadi rapat dewan yang lebih menegangkan karena dilangsungkan di tengah kejatuhan nilai rupiah yang sudah ambles menjebol level psikologis, terlemah sejak April 2020.
BI dinilai tidak cukup memiliki pilihan untuk menjaga rupiah dari kejatuhan lebih jauh selain mengerek bunga acuan terutama karena sinyal pengetatan moneter lebih lama (higher for longer) yang semakin kuat dari Federal Reserve (The Fed) sejurus dengan data inflasi yang menguat dan perekonomian yang masih tangguh.
Kebijakan intervensi langsung ke pasar untuk meredam tekanan pada rupiah memiliki batasan karena cadangan devisa bisa terus tertekan di bawah level aman. Sementara itu, beberapa kebijakan lain seperti penerbitan instrumen operasi moneter jangka pendek untuk menarik modal asing (hot money) seperti SRBI, SVBI dan SUVBI, sejauh ini juga tidak mampu berbuat banyak kendati memberikan bunga tinggi pada para pemodal.
Begitu juga kebijakan repatriasi devisa melalui mandatori penempatan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang sudah dijalankan sejak Agustus tahun lalu, nyatanya kurang bertuah seiring sudah berakhirnya pesta harga komoditas yang memuncak pada 2022 silam. Dalam lanskap itu, pilihan tersisa seolah-olah tinggal BI rate.