Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Jumat (19/4/2024), dibuka melemah. Pada pukul 9.18, indeks jatuh dan anjlok 65,64 poin atau setara dengan ambles 0,96% ke level 7.101.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, volume perdagangan tercatat 3,47 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp1,83 triliun. Adapun frekuensi yang terjadi sebanyak 197.719 kali.
Sebanyak 267 saham melemah dan hanya 120 saham menguat. Sementara, 172 saham tidak bergerak.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Pasar global makin terpukul imbas terpangkasnya ekspektasi pelonggaran Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) tahun ini menyusul serangkaian komentar Hawkish dari para pejabat dan data yang mengindikasikan ekonomi Negeri Paman Sam yang kuat.
Sebagai analisis, VIX Index–sebuah indeks acuan volatilitas pasar tercatat melonjak naik ke level tertinggi minggu ini dalam lebih dari lima bulan belakangan, mengindikasikan sikap pasar yang terkejut akan pernyataan tersebut.
Gubernur Federal Reserve Bank of New York, John Williams mengatakan, bahwa tidak perlu terburu-buru untuk menurunkan suku bunga dan data ekonomi akan menentukan waktunya.
Williams mengatakan bahwa kebijakan moneter berada di "Tempat yang baik." Ketika ditanya tentang kemungkinan menaikkan biaya pinjaman, Williams mengatakan hal itu bukanlah ekspektasi awal, tetapi menambahkan bahwa hal itu mungkin saja terjadi jika data ekonomi mendukung untuk mencapai target inflasi The Fed.
Di sisi yang berseberangan dengan target tersebut, data Departemen Tenaga Kerja yang dirilis pada Kamis, jumlah klaim atau pengajuan awal tunjangan pengangguran bertahan di angka 212.000 untuk pekan 13 April. Sedangkan, perkiraan median dalam survei ekonom Bloomberg memperkirakan mencapai angka 215.000 sebelumnya.
Klaim berkelanjutan, yang menunjukkan perkiraan jumlah orang yang menerima tunjangan pengangguran, juga sedikit berubah di angka 1,81 juta pada pekan 6 April.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, data tersebut menggambarkan pasar kerja AS tetap tangguh secara mengejutkan meskipun suku bunga berada di level tinggi. Gubernur Federal Reserve Jerome Powell pada Selasa mengisyaratkan kekuatan berkelanjutan di pasar tenaga kerja dan kurangnya kemajuan dalam pengendalian inflasi dapat menyebabkan pembuat kebijakan mempertahankan suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Bahkan Gubernur The Fed Minneapolis Neel Kashkari menilai, bukan tidak mungkin suku bunga acuan Federal Fund Rate akan dipertahankan sepanjang tahun ini terutama apabila data inflasi tidak memperlihatkan terjadinya penurunan.
(fad)