Manajemen mengatakan, turunnya pendapatan dalam segmen batu bara disebabkan oleh adanya normalisasi harga batu bara sepanjang tahun lalu, cuaca buruk yang menghampbat produksi, dan kendala operasional pada semester 2 tahun lalu.
Selain itu, perseroan tetap mencatatkan kinerja operasional dengan volume muatan tongkang sepanjang 2023 mencapai 7,6 juta metrik ton (mt), atau susut 3,2% dari tahun sebelumnya. Volume penjualan juga susut 5,4% menjadi 2,4 juta mt.
Sementara itu, perusahaan mencatatkan total aset hingga akihr 2023 sebesar Rp2,24 triliun, naik dari tahun sebelumnya di Rp1,67 triliun. Total ekuitas juga naik menjadi Rp1,48 triliun dari sebelumnya di Rp1,20 triliun.
Pacu trategi di 2024
Dalam kaitan itu, untuk memaksimalkan kinerja serta mempertahankan kinerja yang positif, Direktur Utama RMKE Vincent Saputra mengatakan pihaknya menargetkan volume muatan tongkang sebesar 9,9 juta mt, naik 25,32% dari capaian tahun lalu.
Kemudian, perusahaan juga menargetkan volume penjualan batu bara mencapai 3,5 juta mt, yang juga naik dari capaian sebelumnya di 2,4 juta mt.
"Pada 2024, manajemen lebih optimistis dengan tuntasnya kendala operasional dengan pemenuhan sanksi administrasi ke regulator dan RMKE siap fokus pada aktivitas operasional ke depannya,” ujar Vincent.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan RMKE Jennifer Angeline mengatakan pihaknya untuk mendorong pendapatan di tahun ini, perseroan juga akan fokus melanjutkan implementasi strategi yang sempat tertunda pada tahun lalu dengan melanjutkan
pembangunan hauling road untuk membuka akses produksi batubara yang terintegrasi dengan fasilitas RMKE.
"Dengan selesainya fasilitas pendukung pertambangan hauling road tersebut, RMKE dapat menjalin kerja sama dengan tambang tambang potensial di Sumatera Selatan untuk meningkatkan volume penjualan dan jasa batubara ke depannya," ujarnya.
Selain itu, RMKE juga akan menjalin kerja sama dengan tambang-tambang potensial untuk meningkatkan volume penjualan dan jasa batubara.
Kinerja Keuangan RMKO
Entitas RMKE, PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO), membukukan laba bersih sebesar Rp19,76 miliar sepanjang 2023, naik tipis 3,57% dibandingkan tahun sbeelumnya di Rp19,08 miliar.
Sementara, RMKO membukukan total pendapatan usaha sebesar Rp Rp272,4 miliar atau naik 47,4% dibandingkan tahun sebelumnya di Rp184,8 miliar.
Direktur Keuangan RMKO Nathania Pricilla Saputra mengatakan, kenaikan pendapatan tersebut ditopang oleh segmen jasa pertambangan yang menyumbang Rp142,2 miliar atau 52,25%.
Kemudian, sektor jasa rental penyewaan berkontribusi sebesar Rp63,5 miliar atau 23,3%. Perolehan ini juga naik 42,2% dari tahun sebelumnya di Rp44,7 miliar.
"Kemudian, untuk segmen baru kami, construction, tahun 2023 berkontribusi sebesar Rp66,7 miliar," ujar Nathania.
Sebagai catatan, RMKO mencatatkan beban pokok pendapatan yang membengkak 47,90% menjadi Rp215,8 miliar dari sebelumnya di Rp145,9 miliar.
Alhasil, laba kotor perusahan tercatat sebesar Rp56,5 miliar, yang juga masi naik dari tahun sebelumnya di Rp38,9 miliar.
Direktur Utama RMKO Vincent Saputra menjelaskan, tingginya beban tersebut lantaran perusahaan sedang dalam tahap investasi dalam menunjang keberlangsungan bisnis di tahun ini. Hal itu mengharuskan perusahaan untuk membeli aset hingga penambahan aset hak guna.
Dalam kaitan itu, Vincent mengatakan perseroan juga kini telah bekerjasama dengan beberapa perusahaan untuk menggarap dua tambang baru.
"Jadi capex kita itu kita spend cukup banyak, sedangkan pendapatannya belum terlihat di 2023. Mungkin nanti bulan 6, kalau berjalan dengan lancar, [revenue] itu akan mulai terlihat di bulan ke-7 hingga akhir tahun," ujar Vincent.
Seiring dengan penambahan aset itu, perseroan mencatatkan kenaikan aset hingga akhir 2023 mencapai Rp535,1 miliar atau naik 131,4% dibandingkan tahun sebelumnya di Rp231,2 miliar.
Selain itu, perseroan juga mencatatkan liabilitas sebesar Rp288,9 miliar, meningkat dari sebelumnya di Rp114,7 miliar. Total ekuitas juga naik menjadi Rp246,2 miliar dari sebelumnya di Rp116,5 miliar.
(ibn/dhf)