Dari segmen asuransi, MPMInsurance memperoleh premi bruto Rp 763,2 miliar atau turun 2% dari periode sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh penghentian produk kredit multiguna, rangka kapal, dan rekayasa yang dinilai kurang menguntungkan.
Biaya pokok pendapatan naik 6,4% yoy menjadi Rp 11,65 triliun. Beban usaha juga naik 6,69% yoy menjadi Rp 776,32 miliar.Beban lainnya turun 89,7% yoy menjadi Rp 4,14 miliar.
Total aset MPMX turun 9,9% menjadi Rp 8,88 triliun, dengan raihan liabilitas yang meningkat sebesar 25,15% menjadi Rp 2,7 triliun. Catatan ekuitas turun 1,13% menjadi Rp 6,18 triliun.
“Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja dari seluruh entitas anak dan asosiasi kami yang stabil dan sangat positif meskipun dalam lingkungan ekonomi makro dan geopolitik yang kompleks, termasuk masih menghadapi dampak pandemi dan masalah pasokan komponen semikonduktor,” kata Suwito Mawarwati, Group Chief Executive Officer (CEO) MPMX dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (24/3/2023).
Per Desember 2022, Saratoga menguasai 56,59% dari total modal ditempatkan dan disetor MPMX. SRTG menggenggam 2,53 miliar saham MPMX sekaligus sebagai pemegang saham pengendali. PT Persada Capital Investama memiliki 223 juta saham MPMX atau setara 5% dari modal. Publik menguasai 31,86% dari total kepemilikan atau setara 1,42 miliar saham.
Saham MPMX terakhir diperdagangkan Jumat (24/3/2023) pada posisi Rp 1.165/saham atau naik (4,48%) dibandingkan harga penutupan Selasa (21/3/2023) Rp 1.115/saham.
(tar/wep)