Di antaranya adalah beberapa versi drone Ababil, Arash, dan Mohajer serta rudal balistik jarak menengah Dezful dan sistem rudal pertahanan udara S-300.
Raisi pada Rabu mengulangi peringatan terhadap "tindakan agresi sekecil apa pun" oleh Israel, dengan mengatakan bahwa hal itu akan mengarah pada "tanggapan yang sengit dan keras."
Israel telah bersumpah untuk menanggapi serangan akhir pekan itu, dengan juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan bahwa Iran tidak akan lolos "tanpa hukuman."
Tentara Israel mengatakan sebagian besar proyektil yang ditembakkan oleh Iran berhasil ditembak jatuh--dengan bantuan Amerika Serikat dan sekutu-sekutu lainnya--dan bahwa serangan itu hanya menyebabkan kerusakan minimal.
Iran memuji serangan tersebut sebagai "sukses" dan mengatakan bahwa mereka "mencapai semua tujuannya" termasuk menimbulkan kerusakan pada pangkalan udara dan pusat intelijen yang katanya digunakan oleh Israel untuk menyerang konsulat Damaskus.
Pada Rabu, komandan angkatan udara Iran, Hamid Vahedi, memperingatkan musuh-musuh Iran agar tidak melakukan "kesalahan strategis".
"Kami siap 100 persen di semua lini," katanya seperti dikutip oleh kantor berita ISNA.
Iran menegaskan bahwa serangannya terhadap Israel terbatas dan dilakukan untuk "membela diri" setelah serangan terhadap konsulatnya di ibu kota Suriah.
Iran mengatakan bahwa pihaknya telah memberitahu AS dan memberikan peringatan 72 jam kepada negara-negara tetangganya sebelum serangan tersebut.
Pada Selasa malam, AS mengatakan akan segera menjatuhkan sanksi baru terhadap program rudal dan pesawat tak berawak Iran dan bahwa mereka berharap sekutu dan mitranya akan mengikuti dengan langkah-langkah paralel.
Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mendesak G7 pada Rabu untuk mengadopsi "sanksi-sanksi terkoordinasi" yang baru terhadap Iran.
Ditanya mengenai kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas, Cameron menyebut situasi ini "sangat memprihatinkan."
(ros)