Leona mengatakan, keempat pihak tersebut melakukan divestasi untuk mendapatkan keuntungan dari investasi yang sudah dilakukan di Primaya. Sedangkan, Archipelago Investment Pte Ltd (AI) melakukan peningkatan investasi di bisnis rumah sakit tersebut.
Berdasarkan konfirmasi yang diterima oleh perseroan, peningkatan investasi AI dilatarbelakangi oleh potensi pasar yang besar di Indonesia dan meningkatnya permintaan akan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
“AI berpandangan bahwa industri rumah sakit di Indonesia merupakan industri yang menarik sebagai salah satu portofolio investasi,” kata Leona.
Leona menambahkan, AI memiliki saham dalam perseroan untuk kepentingan Pemerintah Singapura yang merupakan pemilik manfaat dari saham-saham tersebut.
“Tujuan AI melakukan investasi ini adalah untuk mendapatkan keuntungan Peningkatan investasi yang dilakukan oleh AI tidak berakibat pada perubahan pengendali dan penerima manfaat (ultimate beneficial owner) dalam perseroan,” ujar Leona.
Berdasarkan keterbukaan informasi, AI membeli sebanyak 3.092.358.400 saham pada harga Rp 954/saham. Transaksi dilakukan pada 27 Februari dengan nilai mencapai Rp 2,95 triliun. Diketahui, AI sebelumnya telah memiliki 697 juta saham PRAY. Artinya terjadi AI kini memiliki saham PRAY total 3.789.358.400.
AI merupakan perusahaan investasi asal Singapura, yang sahamnya seluruhnya dimiliki oleh GIC Ventures Pte Ltd. GIC merupakan badan usaha koperasi yang dimiliki sepenuhnya oleh Departemen Keuangan Pemerintah Singapura.
(evs/wep)