Lebaran Usai: Rupiah Jatuh, Ekonomi Bisa Lesu Lagi
Ruisa Khoiriyah
18 April 2024 11:20
Bloomberg Technoz, Jakarta - Kejatuhan nilai tukar rupiah pasca libur panjang Idulfitri berakhir hingga menjebol level psikologis Rp16.000/US$, memantik spekulasi kenaikan bunga acuan BI rate lebih lanjut ke 6,25%.
Pengetatan moneter yang berlangsung lebih lama dalam derajat yang lebih tinggi, bisa memukul pertumbuhan ekonomi tahun ini yang diprediksi semakin melambat. Meski perayaan Idulfitri yang mengerek konsumsi masyarakat dan diperkirakan masih menyumbang pertumbuhan ekonomi pada kuartal satu dan sedikit pada kuartal II-2024, secara keseluruhan sisa tahun ini bakal muram.
Masyarakat Indonesia memperkirakan kondisi ekonomi enam bulan mendatang akan lebih buruk dibanding saat ini akibat kelesuan lapangan kerja dan seretnya kegiatan usaha. Hal itu terlihat dari hasil Survei Konsumen Maret yang baru dirilis oleh Bank Indonesia, awal pekan ini.
Indeks Ekspektasi Konsumen yang mengukur perkiraan konsumen terhadap kondisi ekonomi dan keuangan enam bulan ke depan dibanding saat ini, tergerus ke level terendah sejak November 2023 lalu. Masih di level optimistis akan tetapi semakin melemah. Penurunan ekspektasi itu terutama akibat keyakinan yang semakin kecil terhadap ketersediaan lapangan kerja ke depan. Kegiatan usaha juga diperkirakan semakin lesu enam bulan ke depan.
Penurunan Indeks Ekspektasi diimbangi oleh perbaikan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini yang naik tajam 6 poin pada Maret lalu, kemungkinan karena bulan lalu telah dimulai musim perayaan Ramadan dan Idulfitri yang mempengaruhi kondisi penghasilan melalui tunjangan hari raya juga permintaan tenaga kerja musiman seiring aktivitas konsumsi masyarakat yang meningkat. Belanja masyarakat untuk barang tahan lama juga naik karena musim perayaan. Alhasil, karena faktor itulah Indeks Keyakinan Konsumen pada bulan lalu mampu naik tipis 0,7 poin.