Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global, dan dalam negeri. Terbaru, Gubernur The Fed Bank of Cleveland Loretta Mester memberi pernyataan yang seolah-olah memberi sinyal agar para pelaku pasar bersiap apabila tahun ini pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) mungkin tidak akan sesuai seperti harapan sebelumnya.
“Bank Sentral tidak terburu-buru menurunkan suku bunga acuan karena para pengambil kebijakan masih berharap inflasi melandai lebih lanjut yang bisa meyakinkan bahwa pelonggaran moneter sudah bisa (Mulai) dilakukan,” terang Mester, seperti yang diwartakan Bloomberg News.
Sejumlah investor di pasar saat ini memperkirakan The Fed mungkin hanya memangkas suku bunga acuan sebanyak dua kali tahun ini, juga mundur dari Juni menjadi September nanti. Jauh lebih rendah dibandingkan harapannya di awal tahun 2024 kemarin.
Namun demikian, sentimen positif datang dari dalam negeri, Penjualan Ritel tumbuh 6,4% di bulan Februari, jauh lebih cepat dari pertumbuhan 1,1% di bulan Januari. Ini menandakan pertumbuhan Penjualan Ritel selama sembilan bulan berturut-turut dengan laju tercepat sejak Juni 2023 seiring dengan peningkatan belanja selama Pemilihan Umum dan jelang tibanya bulan Ramadan.
Bank Indonesia melaporkan, Penjualan Ritel yang diukur dengan Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Februari berada di 214,1. Didukung oleh pertumbuhan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang meningkat serta Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi.
(fad)