“Bank Sentral tidak terburu-buru menurunkan suku bunga acuan karena para pengambil kebijakan masih berharap inflasi melandai lebih lanjut yang bisa meyakinkan bahwa pelonggaran moneter sudah bisa (Mulai) dilakukan,” terang Mester, seperti yang diwartakan Bloomberg News.
Sejumlah investor di pasar saat ini memperkirakan The Fed mungkin hanya memangkas suku bunga acuan sebanyak dua kali tahun ini, juga mundur dari Juni menjadi September nanti. Jauh lebih rendah dibandingkan harapannya di awal tahun 2024 kemarin.
"Bank Sentral AS tetap berada di jalurnya untuk memangkas suku bunga acuan sebanyak dua kali tahun ini, kemungkinan besar dimulai pada pertemuan September," kata Solita Marcelli, Kepala Investasi untuk Amerika Serikat di Unit Manajemen Kekayaan UBS Group AG.
Pernyataan tersebut senada dengan komentar Hawkish Gubernur Bank Sentral Jerome Powell yang akan menunggu lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk mulai memangkas suku bunga, setelah serangkaian data inflasi yang sangat tinggi.
Menurut Jeffrey Roach di LPL Financial, Powell juga mengisyaratkan Bank Sentral kemungkinan akan mempertahankan suku bunga yang tinggi lebih lama dari rencana semula, Higher for Longer.
Para pemodal global juga masih dibayangi kekhawatiran akan ketegangan di Timur Tengah antara Iran berhadapan dengan Israel. Terbaru, Israel sedang menimbang-nimbang respons terhadap serangan pertama terhadap negara Yahudi tersebut dari tanah Iran.
Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) telah memutuskan bagaimana mereka akan melakukan serangan balik terhadap Iran dan proksinya, namun belum menentukan waktunya; beberapa sumber mengatakan kepada The Jerusalem Post pada Selasa.
Karena waktunya masih berubah-ubah dan karena semua persiapan yang rumit, keputusan saat ini bisa berubah.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, perubahan ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, penguatan nilai tukar USD, peningkatan ketegangan di Timur-Tengah serta lambatnya pemulihan ekonomi China menjadi tantangan yang dihadapi oleh pasar saham di Asia.
“Investor masih merasa khawatir jika Federal Reserve berubah pikiran mengenai pemangkasan suku bunga acuan tahun ini,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Investor telah mengurangi frekuensi penurunan suku bunga tahun ini menjadi hanya dua kali saja dibandingkan dengan enam kali di awal tahun ini. Penurunan suku bunga pertama masih di prediksi akan terjadi di September meskipun keyakinan akan hal tersebut semakin hari semakin menipis.
Dari dalam negeri, Penjualan Ritel tumbuh 6,4% di bulan Februari, jauh lebih cepat dari pertumbuhan 1,1% di bulan Januari. Ini menandakan pertumbuhan Penjualan Ritel selama sembilan bulan berturut-turut dengan laju tercepat sejak Juni 2023 seiring dengan peningkatan belanja selama Pemilihan Umum dan jelang tibanya bulan Ramadan.
Bank Indonesia melaporkan, Penjualan Ritel yang diukur dengan Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Februari berada di 214,1. Didukung oleh pertumbuhan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang meningkat serta Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG kembali terkoreksi 0,47% ke 7.130 dan masih didominasi oleh volume penjualan.
“Selama masih mampu berada di atas 7.066 sebagai support terdekatnya, posisi IHSG saat ini diperkirakan masih berada pada bagian dari wave B dari wave (2), sehingga pergerakan IHSG masih berpeluang menguat ke rentang area 7.260 hingga 7.306,” papar Herditya dalam risetnya pada Kamis (18/4/2024).
Herditya juga memberikan catatan, cermati support pada level 7.045 dan 6.958. Juga ada resistance pada level 7.238 dan 7.298.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ACES, AGII, AMMN, dan BRIS.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpotensi bertahan di atas critical support level 7.130 di Kamis (18/4). Peluang perbaikan nilai tukar Rupiah jadi katalis.
“Perbaikan sentimen eksternal di Rabu (17/4) berpotensi menjaga IHSG bertahan di atas critical support level 7130 di Kamis (18/4). Secara teknikal, IHSG berpeluang kembali coba tutup gap ke kisaran 7.180-7.200 pada hari ini (18/4),” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi pada saham TKIM, INKP, PGEO, dan ACES.
(fad)