Target itu lebih besar dari 2023, saat PTBA mencatatkan penjualan batu bara mencapai Rp37,97 triliun, atau turun 9,8% dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kami melakukan perencanaan dengan mencermati perkembangan pasar terkini dan mengantisipasi berbagai faktor yang dinamis," ujar Niko.
PTBA telah melakukan ekspor batu bara ke berbagai negara-negara seperti China, India, Korea, Vietnam, Kamboja, hingga Jepang.
China dan India menjadi negara tujuan ekspor dengan penjualan terbesar, masing-masing sebesar Rp6,19 triliun dan Rp3,04 triliun.
Belum lama ini, PTBA juga mulai melirik negara tujuan ekspor baru untuk penjualan batu bara ke depan selain China.
PTBA bakal memanfaatkan peluang ekspor ke sejumlah negara yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi, baik dari pasar eksisting maupun pasar-pasar baru.
“Pasar ekspor PTBA makin beragam. Tercatat ada beberapa pasar baru yang berhasil dioptimalkan pada 2023, di antaranya adalah Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, hingga Bangladesh," jelas Niko.
Kemarin, rupiah bertengger di Rp16.235 dalam US$1, atau melemah 0,37% dari hari sebelumnya. Posisi itu juga menempati posisi terlemah mata uang Garuda sejak April 2020 atau 4 tahun terakhir.
Dalam sepekan terakhir, mata uang Ibu Pertiwi melemah 1,98% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, depresiasinya mencapai 3,97%.
(ibn/dhf)