Sedangkan saham-saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT) yang jatuh 50%, PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT) ambruk 50%, dan PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) anjlok 18,4%.
Di sisi berseberangan dengan IHSG, Indeks saham utama Asia lainnya menguat. Shenzhen Comp. (China), Shanghai Composite (China), TW Weighted Index (Taiwan), CSI 300 (China), PSEI (Filipina), KLCI (Malaysia), Straits Times (Singapura), dan Hang Seng (Hong Kong), yang berhasil menguat dan menghijau dengan masing-masing 3,81%, 2,14%, 1,56%, 1,55%, 0,7%, 0,35%, 0,32%, dan 0,02%.
Sementara itu, SETI (Thailand), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), NIKKEI 225 (Tokyo), TOPIX (Jepang), KOSPI (Korea Selatan), SENSEX (India), dan juga IHSG (Indonesia), terpangkas masing-masing, 2,11%, 1,86%, 1,32%, 1,26%, 0,98%, 0,62%, dan 0,47%.
Dengan demikian, IHSG adalah indeks dengan pelemahan terdalam ketujuh di Asia, ada di deretan setelah indeks Korea Selatan, dan India.
Saham-saham kawasan China daratan rebound tajam didorong oleh data ekonomi yang beragam. Regulator pasar keuangan utama negara itu berusaha meredakan kekhawatiran yang terjadi di pasar.
Seiring dengan itu, Pertumbuhan Ekonomi China berhasil mengalahkan ekspektasi pada Kuartal I-2024 bersamaan dengan kemajuan laju industri.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Data Biro Statistik Nasional melaporkan, Produk Domestik Bruto (PDB) China meningkat 5,3% pada periode Januari–Maret 2024 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan median dalam survei Bloomberg sebesar 4,8% dan juga sedikit di atas tingkat pertumbuhan sebesar 5,2% pada Kuartal IV-2023.
Selain data ekonomi China, sentimen yang mewarnai laju indeks hari ini juga datang dari komentar bernada hawkish Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) memicu ketidakpastian di pasar terkait waktu dan mulainya pemangkasan suku bunga acuan.
Jerome Powell terbaru memberi sinyal bahwa para pembuat kebijakan akan menunggu lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk mulai memangkas suku bunga, setelah serangkaian data inflasi yang sangat tinggi.
Powell mengacu pada kurangnya kemajuan terkait laju inflasi setelah sempat turun dengan cepat pada tahun lalu. Ia mengatakan, para pejabat The Fed kemungkinan butuh waktu lebih lama untuk yakin arah inflasi sedang menuju target sebesar 2%.
Komentar Powell menandakan adanya perubahan dalam pesan usai inflasi, yang diukur dengan inflasi favorit The Fed, melampaui perkiraan selama tiga bulan berturut-turut. Menurut Jeffrey Roach di LPL Financial, Powell juga mengisyaratkan bank sentral AS kemungkinan akan mempertahankan suku bunga lebih lama dari rencana semula, Higher for Longer.
Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed, yang runtuh dalam dua pekan belakangan, semakin menurun setelah komentar Powell terkait inflasi. Sekitar 40 basis poin pelonggaran tetap diperkirakan untuk tahun ini.
Dari dalam negeri, depresiasi rupiah menjadi sentimen negatif yang amat menekan IHSG. Rupiah kembali lesu di hadapan dolar Amerika Serikat, melampaui level terlemah sejak 2020 silam ketika pandemi Covid-19 menjalar dan membawa rupiah melampaui jauh di atas Rp16.000/US$.
Pada Rabu (17/4/2024) pukul 17.30 WIB, US$ 1 setara dengan Rp16.220 di perdagangan pasar spot. Rupiah melemah 0,28% dibandingkan kemarin dan menempati posisi terlemah sejak 2020 atau dalam 4 tahun perdagangan.
Dalam sepekan, mata uang Rupiah melemah 1,9% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, depresiasinya mencapai 3,9%. Sepanjang tahun ini (year-to-date/ytd), rupiah membukukan pelemahan 5,3% secara point-to-point.
(fad)