Pada perdagangan Selasa kemarin, saham BBRI masih kokoh pada level Rp 4.900/lembar, namun hingga Jumat siang saham BBRI berakhir di posisi Rp 4.790/saham. Saham BBRI telah ditransaksikan sebanyak 2,38 juta, senilai Rp 1,13 triliun.
Sementara saham BMRI sejak pagi ini terus naik ke posisi Rp 10.900/saham, dan hampir menembus rekor harga tertinggi perseroan yang pernah berada di Rp 10.950/saham. Bank Mandiri tercatat membagikan dividen per saham kepada investor sebesar Rp 529,3.
Pelaku pasar memprediksi usai cum dividen yang berakhir hari ini, saham BMRI cenderung melemah secara terbatas pada awal pekan. Polanya mengikuti apa yang telah terjadi pada saham BBRI hari ini.
Bank BNI akan memasuki periode cum dividen pada 27 Maret dengan nilai dividen per saham sebesar Rp 392,7. Bank BTN membagikan dividen per saham sebesar Rp 43,39 dengan periode cum dividen 28 Maret. Sementara Bank BCA periode cum dividen pada hari yang sama dengan Bank BTN, yaitu 28 Maret. Manajemen BBCA membagikan dividen per saham sebesar Rp 205.
Secara jangka panjang analis pasar modal mengestimasi saham-saham sektor keuangan masih akan membaik di tengah stabilitas perbankan dunia efek penutupan tiga bank, Signature, Silvergate, dan Silicon Valley Bank (SVB), di Amerika Serikat (AS) dan gejolak pada Credit Suisse.
Khususnya para emiten perbankan mempunya momentum pertumbuhan yang didasari atas perbaikan kualitas aset dan peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income).
“Faktor positif lain adalah aktivitas Lebaran dan tahun politik, serta kewajiban repatriasi dolar hasil ekspor sumber daya alam yang berlaku di awal bulan ini. Kami lebih memilih bank yang memiliki eksposur besar di korporasi dan memiliki kualitas aset yang lebih baik dengan pilihan utama (stock pick) pada BBCA dan BMRI,” ucap Handiman Soetoyo, Head of Research Team II Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dikutip, Jumat (24/3/2023).
(wep)