Berdasarkan riset Bank Mandiri, rupiah melemah rata-rata 0,4% usai libur lebaran sepanjang 2014-2023. Sepanjang 10 tahun tersebut, rupiah melemah 7 kali di antaranya. Namun tahun ini pelemahannya memang paling parah.
Dolar AS mendapat angin segar dari pernyataan terbaru Gubernur Bank Sentral Federal Reserve Jerome ‘Jay’ Powell. Dalam sebuah diskusi panel di Washington DC, Powell memberi sinyal bahwa penurunan suku bunga acuan mungkin akan tertunda karena ekonomi Negeri Adikuasa yang masih digdaya.
“Sejumlah data terakhir jelas tidak membuat kami percaya diri dan memberi indikasi mungkin butuh waktu lebih lama untuk mencapai keyakinan itu. Dengan solidnya pasar tenaga kerja dan inflasi sejauh ini, maka menjadi layak (appropriate) untuk menerapkan kebijakan restriktif lebih lama lagi dan melihat bagaimana data berkembang,” jelas Powell, seperti diwartakan Bloomberg News.
Ditopang oleh sentimen suku bunga yang higher for longer, dolar AS pun kembali menguat. Akibatnya, mata uang negara-negara lain sepertinya akan menjadi ‘tumbal’, tidak terkecuali rupiah.
(aji)