Berkat terobosan ini, banyak investor kemudian mengumpulkan TerraUSD dan TerraLUNA sehingga valuasi dua token ini bila digabungkan mencapai US$ 60 miliar.
Namun kisah manis ini hanya sebentar saja. Goncangan datang. Valuasi itu menguap hingga nyaris nol dan investor rugi besar.
Berikut informasi soal Do Kwon dan kisah keruntuhan Terraform Labs:
1. Siap Do Kwon?
Do Kwon, pria berusia 31 tahun merupakan lulus Universitas Stanford pada tahun 2015 dengan gelar sarjana ilmu komputer, menurut profil LinkedIn-nya. Sebelum terjun ke dunia kripto dia mengklaim pernah bekerja di Apple Inc. dan Microsoft Corp.
Do Kwon mendirikan Terraform Labs pada tahun 2018. Ia melihat teknologi blockchain sebagai pintu gerbang menuju revolusi keuangan.
Proyeknya untuk menciptakan mata uang digital yang stabil di luar sistem konvensional saat ini menarik banyak pengikutnya, tetapi kritikus sudah sejak lama mendeteksi ada skema ponzi di sana, yang akan hancur suatu hari nanti.
Di media sosial, Do Kwon kadang bertindak kurang ajar dan agresif. Contohnya dia sempat mengolok-olok para pengkritiknya.
2. Apa yang terjadi dengan stablecoin TerraUSD?
TerraUSD sempat menjadi salah satu stablecoin bervaluasi terbesar di industri kripto. TerraUSD tidak didukung oleh dolar tetapi koin kripto TerraLUNA. Harga TerraUSD setara dengan US$ 1 per token. Harga TerraUSD sempat semakin populer ketika Do Kwon memulai Anchor Protocol, fintech yang menawarkan tingkat bunga 20% untuk deposit TerraUSD.
Namun semua kisah manis ini runtuh ketika kepercayaan investor menghilang di tengah aksi jual koin kripto. Pada 7 Mei 2022, TerraUSD mulai goyah ketika harganya turun menjadi 99 sen AS. Terraform Labs secara dramatis meningkatkan pasokan TerraLuna untuk memulihkan harga TerraUSD.
Nyatanya cara ini tidak berhasil. Sesaat pasokan ditambah, TerraLUNA dan TerraUSD menjadi tak berharga. Valuasi keduanya US$ 60 miliar hilang begitu saja. Tinggal investor yang harus menderita kerugian.
3. Bagaimana Do Kwon akhirnya menjadi buronan?
Kasus TerraUSD mengguncang industri kripto, memperburuk kapitalisasi pasar kripto sebesar US$ 2 triliun lenyap. Hal ini menarik perhatian regulator dari AS hingga Asia, serta penegak hukum di Korea Selatan, tempat di mana sekitar 280.000 orang telah membeli TerraLUNA.
Pengacara investor TerraLUNA mengajukan gugatan kepada jaksa Korea Selatan yang menuduh Do Kwon terlibat dalam penipuan dan penggalangan dana ilegal. Pada 14 September 2022, jaksa penuntut mengatakan bahwa surat perintah penangkapan untuk Do Kwon dan lima orang lainnya telah dikeluarkan dengan tuduhan termasuk pelanggaran hukum pasar modal.
Do Kwon diperkirakan berada di Singapura, tetapi pada 17 September negara kota itu mengatakan dia tidak lagi berada di sana. Jaksa penuntut pada 26 September mengatakan bahwa Interpol telah mengeluarkan red notice untuk Do Kwon. Paspor Korea Selatan Do Kwon sudah dicabut.
Pada bulan lalu, SEC menuduh Kwon dan Terraform Labs melakukan penipuan. Polisi Singapura kemudian mengatakan bahwa mereka telah memulai penyelidikan terkait perusahaan tersebut.
Pada 23 Maret 2023, AS menuduh Do Kwon mendalangi penipuan kripto selama bertahun-tahun.
4. Apa pembelaan Kwon?
Terraform Labs milik Kwon menolak dakwaan Korea Selatan, dan mengatakan bahwa kasus yang menimpanya "sangat dipolitisasi." Juru bicara perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jaksa penuntut bertindak tidak adil dan tidak ada dasar yang masuk akal untuk menuduh Do Kwon melanggar Undang-Undang Pasar Modal. Pasalnya TerraLUNA tidak memenuhi syarat sebagai instrumen keuangan yang tunduk pada aturan itu.
Terraform Labs membantah Do Kwon sedang dalam pelarian dan mengatakan bahwa dia melakukan kontak melalui pengacara dengan agensi yang meminta untuk berbicara dengannya. Do Kwon dan Terraform Labs belum mengomentari gugatan SEC, penyelidikan polisi Singapura, atau tuduhan penipuan AS.
5. Apa implikasi yang lebih luas untuk kripto?
Kejatuhan TerraLUNA dan TerraUSD menandakan perlunya peraturan untuk stablecoin guna mencoba melindungi pembeli dengan lebih baik. Investor juga lebih waspada terhadap keuangan terdesentralisasi, atau DeFi, yang mengacu pada praktik perdagangan, peminjaman, dan peminjaman token pada buku besar digital (digital ledgers) seperti yang dibangun Do Kwon.
Di AS, undang-undang telah disusun yang akan melarang stablecoin algoritmik, seperti TerraUSD selama dua tahun. Di Korea Selatan, semangat negara tersebut untuk aset digital menjadi turun.
Secara lebih luas, kerugian dari itu telah memberikan tekanan pada investor kripto untuk menilai risiko dengan lebih baik.
Miliarder Mike Novogratz, yang mendukung Terraform Labs, menyebut TerraUSD sebagai "ide besar yang gagal" dan sebuah pembelajaran tentang manajemen risiko kripto.
(bbn)