Di pasar keuangan, indeks dolar mengalami penguatan terhadap berbagai negara, namun Indonesia relatif lebih baik dan perlu menjaga stabilitas di pasar keuangan.
“Jadi tadi disampaikan oleh gubernur BI bahwa kita melihat ke depan, seperti juga yang disampaikan oleh world bank beberapa waktu yang lalu. Amerika masih mempertahankan kebijakan tinggi, atau sering kita sebut higher for longer,” kata Airlangga.
Airlangga menambahkan, pemerintah juga mencermati dari segi investasi karena beberapa komoditas yang naik biasanya safe haven investment yaitu komoditas emas, namun juga ada kenaikan dari ekspor terutama nikel yang sudah naik menjadi US$18.000 per ton.
Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan, Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan terkait dengan subsidi. Untuk itu, pihaknya juga akan melakukan kalibrasi ulang terhadap anggaran yang digunakan.
Seiring dengan itu, ia juga berharap, Indonesia dapat menjaga pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, dan harga minyak. Indonesia harus menjaga dan mempertahankan aliran modal (capital) di dalam negeri. Itu akan dilakukan dengan menerapkan reformasi struktural untuk menjaga aliran modal. Beberapa hal tersebut akan menjadi pekerjaan rumah (PR) untuk 1 sampai 2 bulan ke depan.
"Ini akan menjadi kunci di akhir tahun pemerintahan presiden Bapak Joko Widodo (Jokowi) dan Pak Ma'ruf Amin. Sehingga pertumbuhan harus kita jaga dan delivery PSN (Proyek Strategis Nasional) bisa dicapai akhir tahun," ujar dia.
"Kita harus bekerja lebih keras karena dunia tidak baik-baik saja.”
(mfd/lav)