Total perputaran ekonomi cukup tinggi juga karena berdasarkan survei kegiatan wisata selama libur lebaran dilakukan bersama keluarga, atau dalam jumlah besar. Sehingga biaya dan pengeluaran juga mengalami peningkatan.
"Hampir 90% bersama keluarga," kata Nia. "Memang puncak atau angka besar di wisatawan nusantara adalah ketika mudik [lebaran]."
Selain jumlah orang yang ikut dalam kegiatan wisata, perputaran uang selama Lebaran 2024 meningkat karena durasi liburan juga relatif lebih panjang.
Menurut Nia, sebanyak 49,5% masyarakat yang bergerak pada masa liburan Lebaran 2024 melakukan perjalanan wisata selama 1 hari. Akan tetapi, sebanyak 36,2% masyarakat lainnya melakukan perjalanan dan kegiatan wisata dalam kurun 2-4 hari.
Selain itu, sebanyak 34,5% masyarakat tersebut ternyata tak menginap di rumah kerabat. Mereka tercatat memilih menginap di hotel berbintang selama libur Idulfitri 1445 H.
Dari data tersebut, rata-rata pengeluaran berwisata saat Libur Lebaran 2024 diperkirakan sekitar Rp2,3 juta per orang. Hal ini merujuk pada rata-rata pengeluaran untuk perjalanan parekraf selama satu hari sebesar Rp904 ribu per orang. Biaya meningkat menjadi Rp3,5 juta per orang jika berwisata selama 2-4 hari.
Demikian pula, survei mencatat total pengeluaran per orang untuk kegiatan liburan selama satu pekan menembus Rp6,4 juta per orang. Dan, jika lebih dari tujuh hari bisa menembus Rp7,5 juta per orang.
"Lalu dari struktur pengeluaran terdiri dari akomodasi, transportasi, makan minum, dan oleh-oleh," ujar Nia.
Sedangkan tentang destinasi wisata selama libur Lebaran 2024, survei mencatat kawasan Pulau Jawa masih menjadi primadona. Sebagian besar masyarakat mengunjungi pusat wisata seperti kawasan Malioboro, Ciwidey, Pantai Pangandaran, Pantai Parangtritis, Kawasan Puncak-Bogor, Taman Margasatwa Ragunan, Kawasan Lembang, Candi Borobudur, dan Gunung Bromo.
(dec/frg)