Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga saham perusahaan The Magnificent Seven, saham Tesla Inc., (TSLA) bergerak di luar kebiasaan sepanjang perdagangan dini hari tadi, Selasa (16/4/2024). Secara mendadak saham Tesla kehilangan 9,57 poin atau setara dengan drop 5,59% ke level US$161,48/saham.

Kontraksi yang dalam itu terjadi setelah diperdagangkan dengan range di kisaran US$161,38 – US$170,69. Dengan market cap, atau kapitalisasi pasar Tesla Inc., yang tersisa US$514,28 miliar.

Dengan posisi tersebut, saham TSLA masuk 3 besar jajaran top losers saham-saham unggulan Nasdaq100. Saham perusahaan otomotif, juga energi yang berbasis di California ini ada di urutan ke-3 setelah saham Atlassian Corp. Plc. (TEAM) dan Trade Desk Inc. (TTD).

Pergerakan Saham TSLA Terendah Sejak Setahun Lalu 2023 (Bloomberg)

Berdasarkan data Bloomberg, bukan hanya ambles 5,59%, level harga itu sekaligus mengkonfirmasi rekor harga penutupan terendah sejak Mei 2023, setahun lalu. Saat itu, harga ada di level US$166,52 – US$162,50 per saham.

Tak hanya sampai di situ, harga saham sekaligus menjadi yang ‘Terburuk’ dibandingkan dengan saham sejenis di industrinya. Volume transaksi dari tekanan jual juga menjadi yang tertinggi dibanding rata-rata volume transaksi selama 20 hari, hingga merosot sedalam 35% di sepanjang tahun 2024.

Jatuhnya saham Tesla tersebut tersengat sentimen yang akan melangsungkan pemangkasan jumlah karyawan global hingga lebih dari 10%, ungkap Elon Musk dalam sebuah e-mail kepada para stafnya, karena produsen mobil ini bergulat dengan perlambatan permintaan.

Kepala eksekutif perusahaan mengutip duplikasi peran dan kebutuhan untuk mengurangi biaya sebagai alasan pemangkasan dalam memo yang dilihat oleh Bloomberg News. Jika pemangkasan ini berlaku di seluruh perusahaan, pemecatan akan mencapai lebih dari 14.000 jumlah karyawan.

Tesla melaporkan pengiriman kendaraan yang buruk pada awal bulan, meleset dari ekspektasi dengan selisih yang cukup besar dan membukukan penurunan kuartalan pertama dalam empat tahun.

Beberapa analis memperkirakan bahwa penjualan mobil listrik ini berpotensi menyusut untuk tahun 2024 ini, dengan alasan lambatnya produksi model terbarunya–Cyber Truck–dan jeda dalam produk baru hingga perusahaan mulai memproduksi kendaraan generasi berikutnya pada tahun depan.

"Ketika kami mempersiapkan perusahaan untuk fase pertumbuhan berikutnya, sangat penting untuk melihat setiap aspek perusahaan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas," tulis Musk dalam email tersebut.

Senada dengan sentimen yang terjadi, analis Wall Street semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap prospek penjualan jangka pendek Tesla, dengan Analis Wells Fargo, Colin Langan. Ia menganggap pembuat mobil listrik ini sebagai “Perusahaan yang tidak bertumbuh,” pada bulan lalu.

Produsen kendaraan listrik ini menghadapi perbandingan yang sulit dengan tahun lalu pada periode saat ini, Ben Kallo, yang menilai saham Tesla setara dengan pembelian, mengatakan dalam sebuah catatan yang diterbitkan pada Selasa.

“Tidak dapat disangkal bahwa lingkungan permintaan telah memburuk,” terang Kallo, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

(fad)

No more pages