Pemerintah AS Tertarik Garap Proyek Transisi Energi di Indonesia
Krizia Putri Kinanti
24 March 2023 15:50
Bloomberg Technoz, Jakarta - Upaya Indonesia untuk beralih dari penggunaan energi fosil menjadi energi bersih mendapatkan perhatian dari lembaga keuangan internasional.
Teranyar, US International Development Finance Corporation (DFC) menyampaikan minatnya untuk menguatkan kerjasama antara Indonesia dan Amerika Serikat untuk sektor infrastruktur, energi terbarukan dan kesehatan.
DFC adalah bank pembangunan AS yang kerap bermitra dengan sektor swasta untuk membiayai sejumlah proyek di sejumlah negara berkembang. Lembaga yang berbasis di Washington D.C itu fokus berinvestasi di berbagai bidang, termasuk energi, layanan kesehatan, infrastruktur penting, dan teknologi.
“Kami adalah agensi yang mencoba untuk memobilisasi pendanaan untuk sektor swasta untuk pengembangan. kerjasama dengan Indonesia sangat penting bagi para perusahaan-perusahaan yang kami coba koneksikan, mereka tertarik pada portfolio transisi energy,” ujar Chief Executive Officer Scott Nathan kepada Bloomberg Technoz, beberapa waktu yang lalu.
Ia juga menambahkan bahwa beberapa pertemuan yang sudah dilakukan di Indonesia, berfokus pada transisi energi, karena saat ini secara global akses dan sumber daya listrik yang memadai adalah kunci dari pengembangan secara global.
“Ada ketertarikan yang tinggi dari para investor dalam berbagai diversifikasi portfolio dari pembangkit listrik, seperti solar, hydrogen, panas bumi. Meski begitu kami belum bisa menjabarkan nilainya,” katanya.
Sebagai informasi, DFC sudah memiliki proyek dengan pendanaan di Indonesia mencapai USD$285 juta atau setara Rp 4,3 triliun.
Selain itu, pada pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun lalu, DFC bermitra dengan PT HDF Energy Indonesia dan Hydrogene de France Group-Euronext Paris untuk mendukung pengembangan pembangkit listrik dengan kapasitas multi-megawatt renewable.
Indonesia memiliki target Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada bauran energi nasional pada tahun 2025. Kebijakan ini, yang dipadukan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi hingga 29% pada tahun 2030