Logo Bloomberg Technoz

Jonathan Tirone - Bloomberg News

Bloomberg, Pengawas nuklir PBB masih melakukan kegiatan di Iran di tengah ancaman pembalasan Israel menyusul serangan rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap tanah air Yahudi tersebut pada Sabtu.

Kehadiran para pemantau Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) sangat penting karena mereka memeriksa beberapa fasilitas yang dapat dijadikan target oleh Israel. Ketika AS mulai mengebom Irak pada tahun 2003, para inspektur IAEA menerima pemberitahuan untuk meninggalkan negara itu sebelum serangan dimulai.

"IAEA terus mengimplementasikan kegiatan-kegiatan pengamanannya di Iran seperti yang telah direncanakan," tulis badan yang berbasis di Wina ini dalam menjawab pertanyaan dari Bloomberg. Direktur Jenderal Rafael Mariano Grossi sedang melakukan perjalanan ke New York, di mana ia dijadwalkan untuk tampil di hadapan Dewan Keamanan PBB.

Inspeksi nuklir Iran. (Dok: Bloomberg)

Maskapai-maskapai penerbangan termasuk Deutsche Lufthansa AG dan anak perusahaannya, Austrian Airlines, membatalkan penerbangan langsung ke Teheran setelah Timur Tengah bergejolak akibat pembalasan Republik Islam atas serangan Israel terhadap sebuah kompleks diplomatik di ibu kota Suriah, Damaskus. 

Para inspektur IAEA terus mempertahankan keberadaan mereka di Iran di tengah-tengah meningkatnya ketegangan antara pemerintah Teheran dan negara-negara besar di dunia.

Iran memiliki lebih dari tiga lusin fasilitas nuklir serta bengkel-bengkel sentrifugal yang tersebar di mana para insinyur merancang mesin-mesin pemintal cepat yang dibutuhkan untuk mengubah bijih uranium menjadi bahan bakar. IAEA melaporkan bulan lalu bahwa Iran telah menimbun uranium yang sangat diperkaya untuk menjadi bahan bakar beberapa hulu ledak, jika mereka memilih untuk melanjutkan pembuatan senjata.

Uranium Iran. (Dok: Bloomberg)

Israel telah lama merencanakan paket serangan potensial yang bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur nuklir Iran. Dikembangkan setelah kesepakatan nuklir Iran dengan negara-negara besar dunia, Israel menguji coba rencana serangannya dalam simulasi perang yang disebut Chariots of Fire pada tahun 2022.

Meskipun Israel berhasil menghancurkan reaktor Irak yang sedang dibangun pada tahun 1981 dan mengebom situs nuklir Suriah pada tahun 2007, tantangan yang ditimbulkan oleh Iran jauh lebih besar. Fasilitas-fasilitas tersebut berada di luar jangkauan pesawat Israel dan jumlahnya sangat banyak, sehingga para pejabat intelijen telah memperingatkan bahwa serangan hanya akan menunda, bukan menghancurkan kemampuan Iran untuk mengumpulkan teknologi yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir.

(bbn)

No more pages