Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta — Pemerintah kembali membuka opsi impor pangan untuk mengendalikan harga sejumlah bahan pokok yang terus merangkak naik, bahkan hingga memasuki periode Ramadan tahun ini.

Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Kasan Muhri mengatakan lonjakan harga bahan pokok lumrah terjadi saat Ramadan dan cenderung mencapai puncaknya jelang Idulfitri setiap tahunnya. 

Untuk itu, lanjutnya, pemerintah sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok, termasuk membuka opsi impor.

"Upaya yang dilakukan antara lain melalui penambahan pasokan dari luar negeri; di mana kami secara insentif melakukan upaya-upaya percepatan pemasukan dan distribusinya," katanya kepada Bloomberg Technoz, Jumat (24/3/2023).

Kasan tidak mendetailkan komoditas apa saja yang akan diimpor oleh pemerintah dalam waktu dekat. Namun, ujarnya, otoritas perdagangan terus berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk mengidentifikasi ketersediaan pasokan di dalam negeri.

"Langkah [impor] diharapkan dapat menjamin ketersediaan pangan di masyarakat yang pada akhirnya dapat menjaga harga tetap stabil," tegasnya.

Pedagang memilih cabai rawit hijau di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (16/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar pada Senin (20/3/2023), Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri Tomsi Tohir menyebut beberapa daerah masih mengalami kekurangan pasokan pada beberapa komoditas, salah satunya minyak goreng. Terdapat 82 daerah yang mengalami defisit minyak goreng.

Selain itu, kenaikan harga beberapa komoditas pangan terjadi di beberapa daerah sehingga diperlukan adanya upaya intervensi konkret secara serius guna menstabilkan harga dan kekurangan pasokan komoditas pangan tersebut

“Terdapat beberapa komoditas yang mengalami kekurangan bahan pangan di beberapa daerah seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng, serta beberapa komoditas lainnya. Untuk itu, kami minta fokus terhadap stabilisasi harga dan kekurangan pasokan, terlebih menjelang Ramadan,” ujarnya, dikutip dari pernyataan resmi Kemendagri.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini juga menyampaikan, berdasarkan data yang diperoleh dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kemendag secara harian, terpantau komoditas cabai merah, cabai rawit, serta telur mengalami kenaikan harga dalam tiga pekan terakhir.

“Dalam tiga pekan terakhir terjadi kenaikan harga di beberapa komoditas di mana berdasarkan IPH secara nasional kenaikan harga tertinggi terjadi di Kabupaten Buton Utara dengan nilai IPH 16,21% dan penurunan harga tertinggi berada di Kabupaten Aceh Tamiang dengan IPH -6,81%,” tuturnya.

Buruh mengangkut kentang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (16/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Awal Puasa Harga Bahan Pokok Meroket

Mengutip catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata telur ayam ras di pasar tradisional per 23 Maret 2023 atau hari pertama Ramadan bertengger di level Rp 30.050/kg atau naik 4,34% dibandingkan dengan sebulan yang lalu.

Harga biangnya telur, yaitu ayam, juga naik. Harga daging ayam ras segar pada 23 Maret 2023 tercatat Rp 35.050/kg atau naik 3,39% selama sebulan.

Kemudian, harga bawang putih ukuran sedang pada hari pertama Ramadan kemarin berada di level Rp 34.100/kg, terkerek 8,77% dalam sebulan terakhir.

Harga gula pasir lokal juga naik meski tipis saja. Per kemarin, harganya mencapai Rp 14.550/kg, naik 0,34% selama sebulan.

Cabai juga menjadi komoditas bahan pokok yang harganya kian ‘pedas’. Harga cabai merah besar pada 23 Maret 2023 tercatat Rp 50.050/kg. Naik 6,6% dalam sebulan terakhir. Lalu, harga cabai merah keriting ada di Rp 50.900/kg. Naik 7,49% dalam sebulan.

Pada hari perdana bulan puasa, harga cabai rawit merah berada di Rp 76.650/kg atau melesat 20,71% dibandingkan dengan sebulan lalu.

(rez/wdh)

No more pages