Dalam sepekan terakhir, harga emas naik 0,84% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga melesat 9,22%.
Dinamika geopolitik jadi penggerak harga emas. Akhir pekan lalu, Iran melakukan serangan balasan kepada Israel. Negeri Persia meluncurkan misil dan pesawat tanpa awak (drone) ke wilayah Negeri Bintang Daud.
Teheran menegaskan operasi militer itu sah dilakukan, sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa Pasal 51. Sebab, sebelumnya Israel menyerang kantor Kedutaan Besar Iran di Damaskus (Suriah).
Saat situasi sedang bergejolak, biasanya investor akan menghindari aset-aset berisiko dan beralih ke safe haven. Emas adalah salah satu opsinya.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas memang masih bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 72,61.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun RSI di atas 70 sekaligus menjadi sinyal bahwa sudah berada di zona jenuh beli (overbought).
Oleh karena itu, sepertinya harga emas akan mengalami koreksi sehat setelah kenaikan yang begitu tajam. Target support terdekat ada di US$ 2.355/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.338/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Sementara target resisten terdekat adalah US$ 2.377/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik menuju US$ 2.381/troy ons.
(aji)