Teheran menegaskan operasi militer itu sah dilakukan, sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa Pasal 51. Sebab, sebelumnya Israel menyerang kantor Kedutaan Besar Iran di Damaskus (Suriah).
Saat situasi sedang bergejolak, biasanya investor akan menghindari aset-aset berisiko dan beralih ke safe haven. Emas adalah salah satu opsinya.
“Emas semakin kuat dan semakin kuat. Kita melihat ada mentalitas fear of missing out (FOMO),” ujar Ole Hansen, Head of Commodity Strategy di Saxo Bank, dalam risetnya.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas memang masih bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 72,61.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun RSI di atas 70 sekaligus menjadi sinyal bahwa sudah berada di zona jenuh beli (overbought).
Oleh karena itu, sepertinya harga emas akan mengalami koreksi sehat setelah kenaikan yang begitu tajam. Target support terdekat ada di US$ 2.355/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.338/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
“Akan sehat bagi harga emas untuk mengalami koreksi di tengah pasar yang sedang bullish. Akan tetapi, trennya tetap akan positif,” tegas Chris Gaffney dari EverBank, seperti diberitakan Bloomberg News.
Sementara target resisten terdekat adalah US$ 2.377/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik menuju US$ 2.381/troy ons.
(aji)