Sementara warga Israel mencoba untuk menjalani kehidupan sehari-hari mereka, para pejabat meningkatkan persiapan untuk kemungkinan serangan, termasuk tindakan militer dan pembatasan pertemuan publik.
Home Front Command memerintahkan penghentian kegiatan pendidikan selama dua hari mulai Sabtu malam dan membatasi pertemuan untuk 1.000 orang, atau lebih sedikit di beberapa daerah.
“Dalam beberapa hari terakhir kami telah memperkuat susunan pertahanan dan penyerangan kami dan kami bertekad untuk mengambil tindakan apa pun yang diperlukan untuk mempertahankan” warga negara Israel, kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.
Hal itu termasuk menambah kemampuan di darat, udara, laut dan intelijen di Israel dan dalam kemitraan dengan AS, katanya.
Spekulasi mengenai serangan akhir pekan terhadap Israel telah meningkat setelah Biden mengatakan pada hari Jumat bahwa ia memperkirakan pembalasan Iran “lebih cepat daripada nanti.”
Skenario potensial termasuk serangan pesawat drone dan rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Israel, Bloomberg melaporkan.
Teheran memberi sinyal kepada negara-negara Barat bahwa mereka akan membalas dengan cara yang “terkalibrasi” untuk menghindari konflik regional habis-habisan, dilaporkan oleh Wall Street Journal dan Financial Times.
Pembatasan demi keselamatan warga Israel termasuk penghentian kamp harian dan perjalanan oleh lembaga-lembaga pendidikan, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Daniel Hagari mengatakan.
Walau angkatan udara Israel memiliki “puluhan pesawat di langit,” pertahanan udara “tidak kedap udara” dan orang-orang perlu bertindak secara bertanggung jawab dan tenang, kata dia.
Kantor Berita Iran, yang dikelola pemerintah mengatakan Islamic Revolutionary Guard Corps menaiki MSC Aries dari helikopter dan mengarahkannya ke perairan teritorial Iran. IRNA tidak memberikan alasan untuk penyitaan tersebut.
Pemilik kapal tersebut adalah Zodiac Maritime Ltd, bagian dari Zodiac Group milik pengusaha Israel Eyal Ofer, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Pusat Informasi Maritim Bersama Inggris (Joint Maritime Information Center) mengatakan kemungkinan kapal itu ditargetkan karena dianggap berafiliasi dengan Israel. IRNA tidak memberikan alasan penyitaan tersebut.
Kapal tersebut terakhir kali singgah di Pelabuhan Khalifa di Uni Emirat Arab, menurut data pelacakan kapal yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Seruan agar kapal tersebut segera dibebaskan datang dari Gedung Putih dan Portugal, negara asal kapal tersebut.
Perwakilan Zodiac mengarahkan pertanyaan kepada operator MSC. Seorang juru bicara MSC mengkonfirmasi penyitaan tersebut dan mengatakan bahwa kapal tersebut dinaiki oleh pasukan Iran sekitar pukul 6:43 pagi waktu Uni Emirat Arab saat melewati Selat Hormuz.
MSC bekerja untuk memastikan kesejahteraan 25 kru dan kembalinya kapal tersebut dengan selamat, katanya.
Para pejabat India mengatakan bahwa 17 warga negara India, dua warga negara Pakistan, seorang warga negara Rusia dan seorang warga negara Estonia berada di atas kapal tersebut dan pemerintah India telah menghubungi Iran melalui saluran diplomatik untuk mengamankan pembebasan mereka.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyebut penyitaan tersebut sebagai “operasi bajak laut yang melanggar hukum internasional,” ditulis di media sosial X.
The Iranian Revolutionary Guard Corps have seized a Portuguese civilian cargo ship, belonging to an EU member, claiming Israeli ownership.
— ישראל כ”ץ Israel Katz (@Israel_katz) April 13, 2024
The Ayatollah regime of @khamenei_ir is a criminal regime that supports Hamas' crimes and is now conducting a pirate operation in violation…
Kapal-kapal Zodiac telah berulang kali menjadi sasaran di daerah yang sama dalam beberapa tahun terakhir—dituduhkan oleh Amerika Serikat dan Israel kepada Iran. Teheran sebelumnya membantah terlibat. Baru-baru ini, sebuah benda dari udara menghantam kapal tanker minyak Campo Square di Laut Arab pada Februari 2023.
Gangguan Pengiriman
Penyitaan tersebut memperluas kekhawatiran seputar pelayaran komersial di Timur Tengah sejak pecahnya perang pada 7 Oktober antara Israel dan Hamas, kelompok Palestina di Gaza yang didukung oleh Teheran.
Penyitaan pada hari Sabtu membawa perhatian kembali ke Selat Hormuz, sebuah titik kunci untuk pengiriman energi yang dilalui oleh sekitar seperlima pasokan minyak harian dunia.
Kepala pasukan angkatan laut IRGC, Alireza Tangsiri, mengatakan pada hari Selasa bahwa Iran memiliki pilihan untuk memblokir Selat Hormuz di tengah meningkatnya ketegangan dengan Israel, tetapi memilih untuk tidak melakukannya.
“Situasi yang sudah buruk di Laut Merah dan Teluk Aden semakin memburuk dan dapat membahayakan impor peti kemas kargo laut dan ekspor minyak di Timur Tengah,” kata Peter Sand, kepala analis di Xeneta, perusahaan analisis perkapalan yang berbasis di Oslo.
“Jika kapal-kapal terdampak untuk berlayar ke Teluk Arab, maka gangguannya akan sangat besar.”
(bbn)