Esha Dey - Bloomberg News

Bloomberg, Gejolak yang terjadi di Boeing Co telah menempatkan saham produsen pesawat asal Amerika tersebut pada posisi terburuk sejak jet 737 Max miliknya terlibat dalam kecelakaan mematikan di lepas pantai Indonesia lima tahun lalu.

Masalah baru-baru ini dimulai awal tahun ini setelah panel yang menutupi pintu yang tidak digunakan meledak di udara selama penerbangan Alaska Airlines. Bencana yang hampir terjadi ini telah menyebabkan penyelidikan peraturan, perombakan manajemen secara menyeluruh, dan kurangnya kepercayaan terhadap kontrol keselamatan perusahaan.

Hal ini memicu kemunduran saham Boeing yang mendorongnya turun 35% tahun ini, menjadikannya saham dengan kinerja terburuk kedua di Indeks S&P 500.

Pada Jumat, saham Boeing turun untuk sesi ke-10 berturut-turut, menandai penurunan beruntun terpanjang sejak November 2018. Baru bulan ini, Boeing melaporkan pengiriman terendah pada kuartal pertama sejak pertengahan 2021, dan seorang insinyur di perusahaan tersebut melontarkan tuduhan yang membawa dampak buruk bagi perusahaan. Pesawat 787 Dreamliner juga sedang dalam pengawasan.