“Setiap pengumuman mendorong AI ke dalam perangkat keras konsumen dapat sangat bermanfaat bagi Apple, Namun, dampaknya masih belum dapat ditentukan,” kata Anthony Saglimbene, chief market strategist di Ameriprise Financial.
Hal ini akan menjadi kunci untuk menilai apakah reli terbaru saham dapat terys bertahan. Sebelum pengumuman hari Kamis, Apple anjlok 15% dari rekor tertingginya yang dicapai pada bulan Desember—menghapus nilai pasar lebih dari US$460 miliar.
Diperdagangkan mendekati level termurahnya dalam waktu sekitar satu tahun, investor pemburu saham murah jelas dapat mengambil kesempatan dengan dorongan AI.
Meski demikian, mempertahankan momentum ini akan bergantung pada kemampuan Apple memenuhi janji pertumbuhan itu sendiri.
Apple, yang berbasis di Cupertino, California ini, diharapkan banyak pihak menyematkan teknologi AI-nya ke dalam iPhone.
Harga Diskon
“Kami pikir Apple akan kembali. Sulit untuk bertaruh melawan beberapa pemenang abadi selamanya,” kata Daniel Skelly, kepala tim riset dan strategi wealth management Morgan Stanley.
Apple telah membayar mahal untuk stagnasi baru-baru ini. Perusahaan merupakan salah satu yang berkinerja paling lemah di antara kelompok Magnificent Seven tahun ini, hanya kalah dari Tesla Inc. Hal itu membuat saham Apple relatif murah.
Saham diperdagangkan pada 26 kali pendapatan, diskon dari perusahaan-perusahaan besar seperti Microsoft Corp. Apple lebih murah daripada benchmark Nasdaq 100, yang memiliki kelipatan rata-rata 27, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Kinerja buruk merupakan cerminkan kurangnya strategi AI yang jelas Apple selama beberapa kuartal, meskipun posisi keuangan perusahaan kuat dan pendapatan yang telah terbukti.
“Perusahaan ini memiliki semua kualitas defensif, seperti arus kas, neraca, dan pembelian kembali sahamnya. Apple akan mulai menguraikan lebih banyak kejelasan dan visibilitas di sekitar jalur AI-nya, dan meskipun mungkin tidak tahun ini, ekspektasi meningkat untuk iPhone berkemampuan AI. Dengan kata lain, ini menjadi semakin menarik,” kata Skelly.
Antusiasme Para Hedge Fund
JPMorgan Chase & Co memandang meningkatnya antusiasme terhadap Apple di kalangan investor hedge fund, seiring dengan penurunan valuasi dan daya tarik AI — yang mengimbangi tantangan di China dan bisnis layanan perusahaan.
Hedge fund mengincar headwinds sebagai titik masuk sementara “semakin hangat terhadap peluang siklus peningkatan AI,” menurut analis JPMorgan Samik Chatterjee, yang memiliki peringkat outperform pada saham tersebut.
Harapan yang lebih luas bagi para investor Apple adalah bahwa AI akan menjadi katalisator yang memacu percepatan pertumbuhan.
Margin ketat karena pendapatan telah menurun dalam empat dari lima kuartal terakhir, yang membuat analis memperkirakan penjualan akan susut 4,6% pada hasil kuartal kedua. Laporan akan dirilis dalam beberapa minggu mendatang.
Meskipun ini merupakan pertumbuhan terlemah Apple dalam beberapa dekade terakhir, sisi positifnya adalah pendapatannya diperkirakan akan berangsur-angsur pulih di akhir tahun ini.
“Investor secara historis telah meremehkan margin kotor Apple dan tampaknya hal ini terjadi lagi. Kami melihat margin kotor di Apple menuju ke arah yang lebih tinggi secara signifikan, didorong oleh peningkatan bauran layanan dalam portofolio secara keseluruhan,” tulis analis Bank of America Corp, Wamsi Mohan, dalam sebuah catatan.
(bbn)