Bloomberg News - Swati Gupta
Mayoritas pemilih di India merasa kesulitan mencari pekerjaan dan mengalami kesulitan ekonomi dalam rumah tangga karena dampak kenaikan harga. Sebuah survei yang diterbitkan seminggu sebelum pemilu dimulai di negara dengan ekonomi terbesar ketiga di Asia.
Sekitar 62% responden yang disurvei di daerah perdesaan dan perkotaan di India mengatakan semakin sulitnya mendapatkan kesempatan kerja. Sebanyak 71% responden menemukan bahwa harga-harga telah meningkat selama lima tahun terakhir, menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh CSDS-Lokniti.
Survei ini dilakukan antara tanggal 28 Maret dan 8 April dan melibatkan lebih dari 10 ribu orang.
Lebih dari 55% responden yang disurvei mengatakan pemerintah negara bagian atau federal harus bertanggung jawab atas menyusutnya kesempatan kerja dan inflasi.
Ini adalah isu-isu penting dalam kampanye yang coba ditimpakan oleh pihak oposisi pada Perdana Menteri Narendra Modi meskipun mereka juga mengendalikan beberapa pemerintahan negara bagian.
“Faktor-faktor ini akan mempunyai peran penting dalam pemilu kali ini, dan akan berdampak pada masa depan demokrasi India,” kata Hilal Ahmed dalam laporan Lokniti yang diterbitkan di surat kabar The Hindu.
Modi sedang mengincar masa jabatan ketiga berturut-turut dan mengandalkan lonjakan pertumbuhan ekonomi dan peresmian kuil Hindu yang kontroversial, tempat sebuah masjid berusia berabad-abad pernah berdiri, untuk mendapatkan keuntungan dari para pemilih.
Pihak oposisi berupaya untuk tidak mendapatkan keuntungan lebih lanjut dari Modi, namun mereka menjadi sasaran tindakan keras dan terbebani oleh kurangnya dana.
(bbn)