Selama satu dekade terakhir, Meksiko memang mengandalkan pasar AS untuk hampir 80% impor berasnya. Namun, AS kehilangan pangsa pasar karena persaingan harga dibandingkan Brasil dan Uruguay pada 2022/2023.
Pada 2022, Brasil dan Uruguay menyumbang hampir setengah dari pembelian beras luar negeri Meksiko. Sementara itu, pada akhir Maret, akumulasi penjualan beras AS ke Arab Saudi, Korea Selatan, dan Venezuela berada pada angka tertinggi dalam 3 musim, sementara penjualan ke Haiti dan Jepang menunjukkan pertumbuhan musim ke musim setelah musim 2022/2023 terbukti lemah.
Publikasi laporan yang ditulis oleh Universitas Michigan pada akhir Februari 2024, yang menemukan bahwa ekspor beras AS ke Haiti mengandung kadar arsenik dan kadmium yang tidak sehat, tampaknya tidak mengurangi permintaan ekspor.
Pengetatan Ekspor Beras India Menguntungkan AS
Situasi pasar internasional memberikan dukungan terhadap ekspor beras AS. Pembatasan yang dilakukan India, dengan memperketat pasokan yang tersedia, menjadikan penawaran AS lebih kompetitif.
Antara Juli dan Agustus 2023, India melakukan larangan ekspor beras putih non-basmati, menetapkan bea ekspor sebesar 20% untuk beras tipe parboiled rice, dan harga ekspor minimum beras basmati, sehingga menambah rangkaian larangan ekspor sejak larangan ekspor beras pecah yang telah berlaku sejak September 2022.
Pada Agustus 2023, Indeks Harga Beras Seluruh Beras FAO atau the FAO’s All Rice Price Index melonjak sebesar 9,8% secara bulanan ke nilai tertinggi dalam 15 tahun terakhir, sehubungan dengan pulihnya produksi beras Amerika setelah musim 2022/2023 yang buruk dan kondisi pasar menguntungkan daya saing ekspor Amerika.
“Kami berpandangan pembatasan perdagangan beras di India tidak akan dicabut sebelum pemilihan umum (Pemilu) India, yang akan dimulai pada 19 April 2024, dan berlangsung selama enam minggu, mengingat sensitivitas politik terkait dengan inflasi harga pangan dalam negeri," tulis para periset BMI.
Pada Juli 2023, inflasi harga makanan dan minuman di India naik menjadi 10,6% secara tahunan atau year on year (yoy) sementara inflasi harga makanan dan minuman riil naik menjadi 3,1% yoy, tertinggi dalam 38 bulan, yang mendorong pemberlakuan pembatasan ekspor beras.
Setelah itu, inflasi harga pangan riil menurun secara bulanan pada bulan Agustus dan September 2023, tetapi kemudian naik menjadi 3,0% yoy pada Desember 2023 sebelum sedikit menurun menjadi 2,7% yoy pada Februari 2024.
“Dengan demikian, meskipun bobot 45%—46% dialokasikan pada harga pangan dalam kelompok CPI India, kami tidak yakin bahwa hasil pemilu itu sendiri akan menjadi alasan yang cukup untuk mencabut pembatasan tersebut," papar BMI.
(dov/wdh)