Bloomberg, Sebanyak 370.000 bisnis kecil di Inggris harus menghadapi risiko pemutusan hubungan kerja (PHK) atau bahkan kebangkrutan. Pasalnya, pemerintah mereka dikabarkan akan menghentikan subsidi tagihan energi untuk seluruh dunia usaha secara efektif pada akhir minggu depan, menurut Federation of Small Businesses (FSB) Inggris.

Tina McKenzie, Ketua FSB mengatakan banyak bisnis kecil yang harus menegosiasi ulang kontrak energinya untuk mengkompensasi harga grosir yang lebih murah agar bisa membayar tagihan mereka. Hal ini khususnya terjadi pada mereka yang menandatangani kontrak tetap dengan pemerintah.

Sebelumnya, kanselir Jeremy Hunt mengumumkan Inggris akan memberikan subsidi energi kepada masyarakat. Namun, subsidi untuk bisnis akan berakhir 1 April, dengan pengecualian terbatas bagi yang menggunakan energi secara intensif. Meskipun harga energi Eropa telah turun tahun lalu, angkanya tetap dua kali lipat dari sebelum krisis energi. Hal ini membuat tagihan listrik perusahaan-perusahaan membengkak.

“Langkah kebijakan ini juga akan memberikan dampak negatif bagi para konsumen. Bisnis harus menaikkan harga untuk mengatasi tagihan yang melonjak, menaikkan inflasi,” kata McKenzie.

Di bawah paket bantuan saat ini, FSB mengatakan, sebuah pub yang menandatangani kontrak energi pada Agustus tahun lalu seharusnya menerima bantuan sekitar 60.000 poundsterling (Rp 1,1 miliar) per tahun, dari perkiraan tagihan energi sebesar 85.000 (Rp 1,5 miliar). Namun, paket bantuan yang baru hanya akan memberi perusahaan bantuan sekitar 2.000 poundsterling (Rp 37 juta).