Fast Retailing mengatakan bahwa laba operasional kuartal kedua naik 7% menjadi ¥110,5 miliar, di bawah estimasi rata-rata analis sebesar ¥118,06 miliar. Perusahaan ini berencana untuk membuka 10 toko di Eropa pada akhir tahun fiskal ini, di kota-kota seperti Roma, Nice, dan Edinburgh.
Ekspansi di Eropa merupakan bagian dari rencana pendiri Fast Retailing, Tadashi Yanai, untuk menjadi peritel global, dengan penjualan tahunan sebesar ¥10 triliun atau setara Rp1.046,23 triliun.
"Penjualan di setiap toko di Eropa sebenarnya jauh lebih tinggi dibandingkan toko-toko di Jepang, sehingga dampaknya akan menjadi kunci di masa depan," kata Morikawa.
Jaringan Uniqlo di Eropa hanya mencapai kurang dari 0,5% dari pasar pakaian jadi senilai ¥70 triliun di kawasan itu, katanya. Untuk meningkatkan pangsa pasar, merek ini berencana untuk berekspansi ke wilayah-wilayah yang belum ada jaringannya.
Basis konsumen muda dan wanita Uniqlo di Eropa telah meroket dalam beberapa tahun terakhir, dan merek ini berniat untuk melayani para pelanggan tersebut dengan melacak preferensi mereka secara cermat, kata Morikawa.
"Pelanggan Eropa merasa bahwa peritel yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya ada di sini," katanya.
(bbn)