Astronot dari Jepang akan mengambil bagian dalam program Artemis, dipimpin oleh NASA untuk mengembalikan astronot ke bulan paling cepat pada tahun 2026, lebih dari setengah abad setelah misi Apollo terakhir.
Pemerintahan AS Joe Biden telah mencatat kemenangan besar lainnya dalam strategi diplomasi ruang angkasa.
Selama kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi ke Washington pada bulan September lalu, kedua negara mengumumkan bahwa NASA akan bekerja sama dengan badan antariksa India dalam sebuah misi bersama ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.
New Delhi setuju untuk menandatangani Perjanjian Artemis, inisiatif yang didukung oleh AS guna membuat panduan aktivitas di bulan dan di tempat lain di luar angkasa.
Jepang dan India termasuk di antara tiga lusin negara yang telah menandatangani Perjanjian Artemis, dengan Yunani dan Uruguay turut mendaftar pada bulan Februari.
China belum menandatanganinya, dan sebaliknya mencari dukungan proposal untuk bekerja sama dengan Rusia dalam membangun basis penelitian di bulan.
Beijing, yang telah berkomitmen mengirimkan astronot pertamanya ke bulan pada akhir dekade ini, telah meraih kesuksesan dalam memenangkan komitmen untuk pangkalan penelitian di bulan, dengan dukungan dari negara-negara seperti Azerbaijan, Belarusia, Mesir, Pakistan, dan Afrika Selatan.
(bbn)