Sambutan investor global positif pada penerbitan kali ini, dengan total orderbook sepanjang proses bookbuilding sempat mencapai $17 miliar. Kemudian ketika penetapan final price guidance dengan tujuan untuk menekan biaya penerbitan, total orderbook tersebut bergerak ke level $14,4 miliar atau 4,82 kali dari total yang dimenangkan.
Angka tersebut merupakan bid to cover ratio tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Orderbook ini menunjukkan minat investor yang sangat besar dan berasal dari beragam investor yang berkualitas.
Pemerintah berhasil menekan harga (price tightening) di ketiga tranche penerbitan yaitu untuk tenor 5 tahun sebesar 4,8 persen atau turun 35 basis poin (bps) dari Initial Price Guidance (IPG) 5,15 persen area, tenor 10 tahun sebesar 5,1 persen atau turun 40bps dari IPG 5,50 persen area, dan untuk tenor 30 tahun sebesar 5,75 persen atau turun 40bps dari IPG 6,15 persen area.
Penekanan harga yang dicapai kali ini lebih baik dibandingkan transaksi global bond pada bulan September 2022 untuk tenor 10 dan 30 tahun dengan mendapatkan new issue conssesion terendah diantara transaksi penerbitan lainnya di pasar global pada hari yang sama.
Keberhasilan Pemerintah dalam penerbitan kali ini tentu saja tidak lepas dari kepercayaan investor global terhadap profil kredit Indonesia yang semakin baik. Hasil penerbitan ini akan digunakan untuk tujuan pembiayaan APBN secara umum.
Ketiga seri SUN yang diterbitkan pada transaksi kali ini diperkirakan akan memperoleh peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s, dan BBB dari Fitch, serta akan dicatatkan pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange.
Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah BofA Securities, DBS Bank Ltd, HSBC, Mandiri Sekuritas dan Standard Chartered Bank. Sedangkan yang bertindak sebagai co-Managers adalah PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.
(ibn/evs)