Saham tersebut naik 21% pada hari Rabu setelah Bloomberg News melaporkan bahwa bioteknologi yang berbasis di Seattle tersebut sedang mempertimbangkan untuk menjual dirinya sendiri. Saham Vertex turun 1,7%.
Bekerja untuk melampaui bisnis intinya dari perawatan fibrosis kistik, Vertex baru-baru ini mendapatkan persetujuan dari AS untuk Casgevy, terapi pengeditan gen untuk penyakit sel sabit dan beta talasemia yang dikembangkan bekerja sama dengan Crispr Therapeutics AG.
Vertex juga sedang mempelajari penghilang rasa sakit baru yang bisa menjadi alternatif untuk opioid yang sangat adiktif.
Obat utama Alpine, povetacicept, memblokir dua protein inflamasi yang disebut sitokin yang terkadang mendorong tubuh untuk menyerang jaringannya sendiri.
Perusahaan tersebut sedang mengujinya pada sebuah bentuk penyakit ginjal, serta penyakit autoimun lainnya, termasuk lupus dan gangguan darah yang disebut sitopenia.
Kesepakatan Alpine lebih lanjut memajukan strategi Vertex dalam membuat obat untuk "penyakit serius dengan kebutuhan yang belum terpenuhi di pasar khusus," kata Chief Executive Officer Reshma Kewalramani dalam pernyataan tersebut.
Perusahaan obat besar telah menunjukkan minat yang meningkat pada bioteknologi kecil yang bekerja pada terapi ginjal. Tahun lalu, perusahaan obat Swiss Novartis AG setuju untuk membeli Chinook Therapeutics Inc, yang sedang mengembangkan obat untuk penyakit ginjal langka, seharga hingga US$3,5 miliar.
Kesepakatan Alpine bernilai US$4,6 miliar bersih dari kas yang diperoleh, kata Vertex.
Kesepakatan besar terakhir perusahaan terjadi pada tahun 2019, ketika setuju untuk membeli Semma Therapeutics, sebuah bioteknologi swasta yang mengembangkan pengobatan untuk diabetes tipe 1, seharga US$950 juta dalam bentuk tunai.
(bbn)