Sebelum invasi Rusia ke Ukraina yang berdampak pada perluasan sanksi kepada Rusia, Credit Suisse dikenal kerap melayani orang kaya Rusia. Pada puncaknya, bank mengelola lebih dari US$ 60 miliar untuk klien Rusia, yang menghasilkan pendapatan antara US$ 500 juta dan US$600 juta per tahun untuk bank tersebut.
Sejumlah individu juga telah dituduh membantu oligarki Rusia menyembunyikan aset. Pengusaha Inggris Graham Bonham-Carter ditangkap pada Oktober dengan tuduhan bahwa dia telah mentransfer US$ 1 juta secara ilegal untuk mempertahankan properti AS untuk miliarder Rusia, Oleg Deripaska, yang terkena sanksi.
Seorang mantan agen senior Biro Investigasi Federal (FBI) juga didakwa membantu Deripaska melanggar sanksi pada Januari.
Bank-bank ini dapat menghadapi hukuman serius karena melanggar sanksi AS. BNP Paribas pada tahun 2014 sepakat untuk membayar hampir US$ 9 miliar setelah mengaku bersalah atas tuduhan AS. Mereka memproses transaksi untuk entitas Sudan, Iran, dan Kuba yang dikenai sanksi.
Pada tahun 2019, Standard Chartered Bank sepakat untuk membayar lebih dari US$ 1 miliar untuk menyelesaikan penyelidikan Departemen Kehakiman, di mana seorang mantan pegawai bank mengaku bersalah karena telah berkonspirasi untuk melanggar sanksi AS terhadap Iran.
Wakil Jaksa Agung AS Lisa Monaco pada awal Maret mengatakan Departemen Kehakiman AS merespons "lingkungan geopolitik yang tidak pasti" dengan memperkuat divisi keamanan nasionalnya.
“Kejahatan korporat dan keamanan nasional saling tumpang tindih, dan kami sedang memperlengkapi diri kami kembali untuk menghadapi tantangan itu,” kata Monaco.
-Dengan asistensi Greg Farrell.
(bbn)