Xi juga mungkin berupaya “untuk menunjukkan kepada rakyat Taiwan bahwa mereka akan diperlakukan dengan penuh hormat jika menuruti kehendaknya,” sambung Chong.
Sebelumnya, Xi menegaskan suatu saat nanti akan mengembalikan Taiwan ke bawah kendali China, dengan paksa jika dibutuhkan. Beijing kerap pamer kekuatan, seperti dengan beberapa kali menggelar latihan militer di sekitar perbatasan Taiwan.
Beijing pun berulang kali menuding penguasa Taiwan yaitu Partai Progresif Demokratik dan presiden terpilih Lai Ching-te sebagai “separatis” yang bisa memicu perang. Taiwan memperingatkan China kemungkinan akan meningkatkan tekanan kepada Lai, sebelum maupun setelah pelantikan pada Mei.
Sebaliknya, China lebih memilih untuk membuka komunikasi dengan pihak oposisi Kuomintang, yang pernah dipimpin oleh Ma. Hubungan China-Taiwan membaik di bawah kepemimpinan Ma, di mana dirinya pernah bertemu dengan Xi di Singapura pada 2015.
(bbn)