Terlebih, kesepakatan untuk mempersiapkan Lebaran 2024 telah dinegosiasikan dengan peritel sejak November sampai dengan Desember 2023.
Meski adanya momentum Pemilu 2024 pada Februari sempat membuat distributor maupun grosir dan pengecer memberhentikan laju stoknya, tetapi klaim Adhi, pasokan produk mamin ke pedagang telah kembali berjalan lancar pasca-Pemilu.
"Kira-kira seminggu setelah pemilu, sudah berjalan aman lancar, akhirnya mulai lagi. Kelihatannya ada peningkatan menjelang puasa sudah meningkat normal dan kalau kita lihat dibandingkan dengan tahun lalu," jelasnya.
Kondisi Global Jadi Tantangan
Di sisi lain, Adhi tidak menampik industri mamin juga menghadapi tantangan eksternal sebagai imbas dari situasi konflik geopolitik, perubahan iklim, hingga ketidakpastian harga komoditas akibat perang.
"Salah satunya mengenai [harga] kakao dan gula; ini sangat luar biasa tinggi sekarang harganya, karena memang ada perubahan-perubahan iklim dan logistik juga," ungkap Adhi.
"Ini tantangan-tantangan yang kita hadapi dan tentu sulit diprediksi kapan terjadi perang, kapan iklim berubah, dan lain sebagainya. Kalau menurut saya ini masih jadi tantangan besar di industri makanan dan minuman," tuturnya.
Adapun, Adhi menekankan bahwa industri mamin berskala besar biasanya telah memiliki perencanaan jangka panjang untuk menjaga usaha agar lebih aman dalam menghadapi fluktuasi harga atau ketersediaan bahan baku. Sebaliknya, pengusaha mamin yang hanya skala kecil justru akan lebih rentan terhadap adanya perubahan harga bahan baku.
"Sementara yang kecil itu memang lebih menantang, karena perusahaan kecil itu stoknya lebih minim, karena industri rumah tangga kecil itu harian. Jadi begitu harga naik, otomatis mereka tidak punya kekuatan untuk menahan harga jualnya," jelas Adhi.
Dengan demikian, lanjutnya, strategi yang memungkinkan diterapkan oleh perusahaan besar adalah dengan menjaga margin keuntungan jangka panjang.
"Strateginya yang kita harapkan lebih ke jangka panjang, meskipun ada pengaruh kenaikan harga itu kepada bahan pokok, jadi lebih memilih mengurangi margin karena lebih strategi jangka panjangnya akan lebih menguntungkan daripada penjualan turun, lebih baik kita mengurangi margin supaya daya beli masyarakat [terjaga] omzet tidak turun," kata Adhi.
(prc/wdh)