Namun, Solihin juga mengakui adanya kendala dalam penyediaan barang-barang tersebut, terutama barang konsumer atau fast moving consumer goods (FMCG) seperti beras dan gula, yang belakangan kerap mengalami kesulitan dalam pemenuhan stoknya, sehingga membuat tingkat pelayanan masih belum sesuai harapan.
Aprindo mengakui bahwa ritel modern mereka adalah bisnis pelayanan, sehingga menjaga ketersediaan stok yang dibutuhkan oleh pelanggan menjadi prioritas utama.
Dengan demikian, Solihin menekankan strategi Aprindo dalam menjaga stok barang yang diperlukan agar pelanggan tidak kecewa dengan kekurangan stok di toko.
"Jadi itu yang kita bagaimana stok yang pada umumnya dibutuhkan kita sudah bisa menyediakan [sejak jauh hari], sehingga kita tidak bergantung lagi dengan pengiriman yang mungkin transportasi kendala,” ujarnya.
(prc/wdh)