“Kalau di kereta api kan punya tiket datang 2 jam sebelumnya, kalau ini ada yang belum punya tiket bahkan jalannya besok pagi dia datang. Maka terjadinya antrian sebanyak lebih dari 10 KM,” tutur Budi.
Selain itu, dia juga mengatakan kapal di Pelabuhan Merak juga harus lebih besar dan cepat. Budi menyebut dirinya telah melaporkan hal tersebut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa dermaga di Merak perlu ditambah.
“Jadi issue [masalah]-nya bahwa di Merak ini satu diharuskan memiliki kapal yang lebih besar dan lebih cepat, kedua memang harus ada tambahan dermaga. Kami sudah bahas, bahkan kami sempat lapor ke Pak Presiden ini butuh dermaga, kapal juga harus tambah,” katanya.
Budi juga mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah evaluasi atas terjadinya antrian panjang menuju Pelabuhan Merak, seperti adanya penyesuaian bongkar muat yang dilakukan di Pelabuhan Merak dan pelabuhan Bakauheni.
"Kita lakukan mitigasi bahwa kapal itu kalau di Bakauheni tidak boleh muat, sehingga bisa balik dan relatif cepat sehingga disini tidak bongkar jadi cepat untuk menarik,” tegas Budi.
Untuk diketahui, Presiden Jokowi meminta Kemenhub untuk fokus mengurai kepadatan atau kemacetan yang terjadi di pintu masuk Pelabuhan Merak.
“Saya melihat secara umum yang perlu penanganan lebih fokus yaitu di Merak, sama ini yang berkaitan dengan yang naik sepeda motor, Ciwandan. nanti minta penjelasan ke Menhub, semuanya sudah dicarikan solusi,” ujar Jokowi setelah melakukan peninjauan di Stasiun Pasar Senen, Senin (8/4/2024).
Pada pemberitaan sebelumnya, kepadatan di Tol Merak menuju pintu masuk pelabuhan terpantau padat sejak Sabtu (6/4) sore. Para pemudik harus bersabar menunggu berjam-jam bahkan seharian untuk bisa masuk ke pelabuhan.
Ditambah pihak pelabuhan dan kepolisian memberlakukan sistem masuk sesuai jam yang ada tiket. Jika tidak memiliki tiket, kendaraan diminta untuk putar arah melalui jalur arteri untuk menyeberang dari Pelabuhan Ciwandan.
(azr/wdh)