Bloomberg Technoz, Jakarta - Para pemodal asing ramai-ramai melepas saham dan surat utang negara dari pasar Indonesia menutup pekan terakhir perdagangan, Jumat (5/4/2024), sebelum pasar ditutup karena libur cuti bersama perayaan Idulfitri yang berlangsung sampai 15 April nanti.
Para investor asing memilih keluar dari pasar mengantisipasi libur yang panjang di tengah sentimen terakhir pasar yang kurang bersahabat, menyeret nilai rupiah nyaris menjebol Rp16.000/US$ dan membangkitkan lagi potensi kenaikan BI rate.
Risiko investasi di Indonesia mencapai level tertinggi sejak awal Februari di mana premi credit default swap RI untuk 5 tahun kini berada di level 75,81.
Investor global mencatat posisi net sell di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp34,75 triliun sejak awal tahun sampai data setelmen 4 April lalu, seperti dilaporkan oleh data Bank Indonesia. Aksi jual yang tak terjeda sejak beberapa pekan terakhir itu, akhirnya menyeret posisi kepemilikan asing di SBN ke level terendah dalam setahun terakhir.
Kementerian Keuangan mencatat, nilai kepemilikan asing di SBN per 4 April semakin rendah di Rp807,3 triliun. Selama pekan lalu saja, asing membukukan net sell Rp1,3 triliun. Posisi kepemilikan asing di SBN itu menjadi yang terendah setidaknya dalam setahun terakhir.
Sedangkan di bursa saham, investor asing melepas Rp3,76 triliun pada perdagangan hari terakhir Jumat lalu, membawa nilai net sell sepekan sebesar Rp6,27 triliun di semua pasar (regular, negosiasi dan tunai).
Animo asing yang semakin susut terhadap surat utang rupiah berlangsung semakin masif bukan hanya dipengaruhi oleh sentimen pasar global, terutama terkait prospek suku bunga Federal Reserve (The Fed). Asing terus melepas kepemilikan surat utang mereka terutama karena kekhawatiran terhadap prospek pengelolaan fiskal Indonesia di bawah pemerintahan baru kelak.
Berdasarkan data Bloomberg, sampai perdagangan terakhir Jumat lalu, berikut ini pergerakan imbal hasil surat berharga negara di pasar sekunder selama sebulan terakhir:
- SBN 1 tahun, yield 6,355%, turun 4,7 bps
- SBN 2 tahun, yield 6,341%, naik 6,9 bps
- SBN 3 tahun, 6,468%, naik 7,7 bps
- SBN 4 tahun, 6,489%, naik 2,7 bps
- SBN 5 tahun, 6,549%, naik 5,4 bps
- SBN 10 tahun, 6,654%, naik 1,3 bps
- SBN 15 tahun, 6,837%, naik 2,7 bps
- SBN 20 tahun, 6,878%, naik 2,2 bps
- SBN 30 tahun, 6,918%, naik 2 bps
(rui)