Terkait aturan penggunaan rompi untuk para tersangka, hal tersebut telah tertuang dalam Peraturan Jaksa Agung Nomor PER-005/A/JA/03/2013 tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengawalan dan Pengamanan Tahanan dalam pasal 10 poin a,b,c,d. 

Berikut bunyi pasal 10 tersebut:

Sarana dan prasarana untuk pengawalan dan pengamanan tahanan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a. kendaraan yang digunakan untuk mengangkut tahanan setiap hari
harus di cek dan dinyatakan dalam keadaan baik dan laik jalan;

b. borgol yang digunakan harus berfungsi baik dan jumlahnya
disesuaikan dengan jumlah tahanan;

c. baju tahanan bertuliskan “Tahanan Kejaksaan”; dan

d. pengawal Tahanan wajib dilengkapi alat komunikasi Handy Talkie (HT)
dan atau alat komunikasi lainnya yang berfungsi baik. 

Di Kejaksaan Agung, terdapat dua jenis rompi tahanan. Pada tahanan jenis pidana khusus memakai rompi berwarna merah muda atau pink. Sedangkan para tersangka dan tahanan pada kasus pidana umum memakai rompi berwarna merah. 

Penjelasan penggunaan warna rompi tahanan;

1. Warna oranye dipilih sebagai baju tahanan guna memudahkan sipir penjara dalam identifikasi. Warna ini dipilih dengan tujuan agar mengenali tahanan yang kabur dari penjara. Rompi oranye juga lebih familiar dipakai oleh para koruptor yang berstatus tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

2. Warna merah muda dipilih karena telah sesuai dtertuang dalam peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: PER-005/A/JA/03/2013 tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengawalan dan Pengamanan Tahanan. Aturan baju tahanan tersebut ada di Pasal 10 poin a-d yang menjelaskan sarana dan prasarana untuk pengawalan dan pengamanan tahanan yang harus dipenuhi.

3. Warna merah dipilih sebagi penanda bahwa orang tersebut adalah tahanan pidana umum Kejaksaan Agung. Adapun pemilihan warna rompi tahanan Kejagung adalah sesuai dengan warna satuan kerja mereka.

(prc/frg)