“Provinsi Jawa Timur ini menjadi salah satu tujuan yang banyak didatangi pemudik saat Idulfitri. Jadi keandalan PLTU Paiton untuk memasok listrik saat Idul Fitri ini sangatlah penting,” tutur Darmawan.
PLTU Paiton terdiri dari delapan unit pembangkit. Sebanyak tiga unit pembangkit dengan kapasitas 1.460 MW dikelola oleh subholding PLN Nusantara Power. Sementara itu, sisanya dikelola Independent Power Producer (IPP).
Khusus untuk pembangkit yang dikelola oleh PLN Nusantara Power, perseroan juga menyiagakan lebih dari 500 petugas selama 24 jam.
Darmawan pun menjelaskan, meskipun beberapa unit PLTU Paiton sudah beroperasi cukup lama, semua unitnya masih bisa beroperasi optimal. Hal ini berkat digitalisasi yang telah dilakukan oleh PLN.
Dia mencontohkan, pada pembangkit listrik terdapat lebih dari 5.000 sensor parameter operasional. Dahulu, PLN tidak bisa memonitor secara real time sensor tersebut dan memanfaatkan datanya menjadi sebuah informasi strategis untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi operasional.
"Kami membangun sistem digital di mana sensor di pembangkit, kami olah menjadi suatu sistem yang sangat canggih menggunakan artificial intelligence. Dengan demikian, kami bisa melakukan automatic error detection, automatic error correction disertai automatic action," tutur Darmawan.
Dengan adanya digitalisasi, pemeliharaan pembangkit telah dilakukan secara efektif sebelum memasuki periode siaga Idul Fitri.
“Pemeliharaan sifatnya menjadi preventif, tidak reaktif setelah terjadi gangguan. Sistem ini bisa dilihat tidak hanya oleh petugas di lapangan, tetapi juga Direksi PLN Nusantara Power, Direktur Pembangkitan PLN, bahkan Direktur Utama PLN bisa memonitor secara real time,” kata Darmawan.
Sementara dari sisi pasokan energi primer, Darmawan memastikan keamanan pasokan batubara untuk PLTU Paiton dengan dengan rata-rata ketersediaannya di atas 20 Hari Operasi (HOP).
PLTU Paiton dalam operasionalnya juga mampu menjaga emisinya berada di bawah ambang baku mutu yang ditetapkan Pemerintah. Sehingga PLTU Paiton mendapatkan Proper Emas yang menjadi penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup sejak tahun 2017 dan menjadi Proper Emas pertama yang diraih PLN Grup.
PLTU Paiton juga menjadi pionir program cofiring dengan mengganti sebagian 5% batu bara dengan sawdust (serbuk kayu) sebagai bahan bakar agar lebih ramah lingkungan.
Ketersediaan sawdust pun sangat aman dan siap memenuhi kebutuhan selama momen Idulfitri.
(mfd/wdh)