Pendanaan yang didapat Kredivo Holding menjadi yang terbesar di Asia sejak kejatuhan Silicon Valley bank (SVB) yang mengejutkan ekosistem startup.
Tahun lalu, Kredivo Holdings mencari pendanaan dengan valuasi perusahaan sebesar US$ 1,5 miliar (Rp 23,02 triliun) setelah rencana mergernya gagal. Sebelumnya, Kredivo Holdings sempat mencapai valuasi US$ 2 miliar (Rp 30,69 triliun).
Kredivo Holdings akan menggunakan pendanaan ini untuk meningkatkan kehadiran di gerai-gerai fisik dan berekspansi ke sisi bank digital di Indonesia, pasar yang sangat kompetitif. Demikian diungkapkan Abhijay Sethia, Head of Strategy Kredivo Holdings, dalam sebuah wawancara.
Kredivo Holdings melakukan ekspansi secara agresif di Indonesia, negara berpenduduk sekitar 273 juta jiwa yang banyak di antaranya tidak memiliki akses ke rekening perbankan dan kartu kredit. Kredivo menawarkan pinjaman dan layanan pembayaran, sehingga mampu bersaing dengan kompetitor seperti e-commerce, ride hailing, dan game, kata Sethia.
“Apa yang dibutuhkan masyarakat Indonesia saat ini adalah akses kredit. Itu yang mereka sangat kurang selama bertahun-tahun,” tuturnya.
(bbn)