Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan kemarin. Namun secara mingguan, mata uang Ibu Pertiwi masih merah.

Pada Jumat (5/4/2024), US$ 1 setara dengan Rp 15.848 kala penutupan perdagangan pasar spot. Rupiah menguat 0,28% dibandingkan hari sebelumnya.

USD/IDR (Sumber: Bloomberg)

Akan tetapi, rupiah masih melemah 0,2% sepanjang pekan ini. Depresiasi rupiah sejalan dengan mata uang utama Asia lainnya.

Secara mingguan, yen Jepang, won Korea Selatan, dolar Taiwan, baht Thailand, ringgit Malaysia, dolar Hong Kong, hingga peso Filipina melemah masing-masing 0,2%, 0,43%, 0,54%, 0,55%, 0,48%, 0,04%, dan 0,59%.

Dolar AS mendapat kekuatan dari rilis data ketenagakerjaan terbaru. US Bureau of Labor Statistics melaporkan, ekonomi Negeri Paman Sam menciptakan 303.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll) sepanjang Maret. Ini menjadi angka tertinggi dalam 10 bulan terakhir dan jauh di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan di angka 200.000.

Sementara tingkat pengangguran pada Maret berada di 3,8%. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 3,9%.

Data ini menunjukkan bahwa ekonomi AS masih kuat, masih solid, masih ‘panas’. Artinya, akan sulit bagi bank sentral Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat mengingat risiko tekanan inflasi yang masih tinggi,

“Perubahan ekspektasi akan penurunan suku bunga membuat dolar AS menguat,” ujar Brad Bechtel, Global Head of FX di Jeffries Financial Group Inc, seperti dikutip dari Bloomberg News.

(aji)

No more pages