Bahkan sejumlah pihak menilai harga emas belum mencapai puncaknya, Harga masih berpeluang naik ketika bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve benar-benar menurunkan suku bunga acuan, yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain.
“Awalnya memperkirakan harga emas bisa mencapai US$ 2.400/troy ons jika The Fed menurunkan suku bunga acuan pada kuartal I-2024. Namun kami masih mempertahankan perkiraan di angka itu, meski penurunan suku bunga acuan mundut,” sebut riset BofA.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas memang masih bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 82,55.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Akan tetapi, RSI di atas 70 sekaligus menjadi sinyal sudah masuk zona jenuh beli (overbought).
Posisi overbought juga terkonfirmasi dari indikator Stochastic RSI yang berada di 98,83. Sudah di atas 80, yang berarti memang overbought.
Oleh karena itu, harga emas rentan mengalami koreksi. Target support terdekat ada di US$ 2.290/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.239/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Sementara target resisten terdekat adalah US$ 2.333/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.367/troy ons.
(aji/wep)