“Tesla menciptakan malapetaka bagi pasar lainnya,” kata Jochen Siebert, Managing Director JSC Automotive, sebuah konsultan yang berkantor di Shanghai dan Stuttgart.
Setidaknya ada 30 produsen mobil telah memotong harga, menurut perhitungan Bloomberg News dan media lokal.
Asosiasi Produsen Otomotif China (The China Association of Automobile Manufacturers) menyerukan untuk mengakhiri perang harga pada hari Rabu (22/3/2023). Asosiasi mengatakan bahwa itu bukan solusi jangka panjang untuk memperlambat penjualan dan akumulasi inventaris, industri harus kembali ke operasi normal untuk memastikan perkembangan pasar yang sehat.
Komentar di media pemerintah awal pekan ini juga mengatakan tidak pantas bagi pemerintah daerah menawarkan subsidi pada kendaraan produksi lokal. Contohnya, Provinsi Hubei yang memberikan dukungan kepada Dongfeng Motor Group Co menurunkan harga sebanyak 90.000 yuan, harga ini 40% lebih murah dari mobil listrik Citroen C6.
Diskon harga ini terjadi setelah masa sulit sektor otomotif China. Belanja konsumen, khususnya untuk kendaraan, drop karena pembatasan Covid yang telah berlangsung lama. Selain itu, penjualan mobil di China juga dipengaruhi pencabutan subsidi negara untuk pembelian kendaraan listrik pada akhir tahun lalu. Dan semakin diperparah oleh gangguan rantai pasokan yang juga merugikan industri secara global.
Meskipun ada tantangan tersebut dan perlambatan ekonomi, penjualan ritel kendaraan berkonsep energi baru, termasuk jenis kendaraan hibrid dan plug-in, naik dua kali lipat menjadi 5,67 juta pada 2022.
Dimana BYD Co menyumbang sekitar 30% dari jumlah tersebut. Kemudian Tesla mencatatkan rekor penjualan bulanan dengan menjual lebih dari 100.000 mobil listrik pada November dari pabrik di Shanghai.
Chief Financial Officer Nio Steven Feng mengatakan meningkatnya adopsi EV, pasar mobil China sedang mengalami perombakan mendalam saat wawancara dengan Bloomberg Television, Rabu (22/3/2023).
“Kita harus melalui perang harga ini di awal tahun, dan kemudian kami berharap industri ini akan melalui beberapa konsolidasi fundamental yang mendalam,” kata Feng yang juga menyebutkan bahwa banyak produsen mengatakan China saat ini memiliki terlalu banyak produsen mobil.
Feng menambahkan, saat ini pelanggan menjadi lebih selektif dan permintaan kuat. Nio yakin dapat memenuhi target penjualan seperempat juta EV tahun ini, lebih dari dua kali lipat total tahun 2022.
Sementara itu, Head of Production Tesla Tom Zhu mengatakan pemotongan harga perusahaan telah menghasilkan permintaan besar.
Menurut Bloomberg New Energy Finance, penjualan EV bisa mencapai 8,1 juta unit di China tahun ini, dibandingkan dengan 3,2 juta di Eropa dan diperkirakan 1,9 juta di AS.
Ada beberapa tanda penurunan persaingan, dimana ada 155 model listrik murni dan hibrida plug-in baru diharapkan akan diluncurkan di China tahun ini saja, menurut Sanford C. Bernstein & Co.
Itu berarti lebih banyak pengurangan harga bisa datang dari pemain besar yang lebih kuat secara finansial. Dimana menurut Siebert dari JSC Automotive, Tesla memiliki miliaran dolar yang dapat mereka gunakan untuk tujuan ini sementara yang lain tidak.
Selain Tesla, BYD produsen mobil yang sahamnya dimiliki oleh Warren Buffett juga melakukan pemotongan lagi, tulis analis Morgan Stanley termasuk Tim Hsiao dan Cindy Huang dalam catatan 19 Maret. Perang harga yang dipicu oleh Tesla datang lebih cepat dan lebih parah dari yang diharapkan dan akan mempercepat perombakan pasar.
Trio Cina Nio, Xpeng dan Li Auto Inc. juga memiliki neraca yang cukup kuat untuk tetap dibiayai sendiri selama 18 bulan ke depan, menurut Morgan Stanley.
“Pemotongan harga EV membuatnya lebih menarik dibandingkan dengan mobil berbahan bakar bensin, semakin menekan produsen mobil tradisional,” kata Yang Jing, direktur China Corporate Research di Fitch Ratings Ltd., dalam sebuah wawancara.
Sebelumnya dalam catatan 16 Maret, Jing mengatakan perusahaan tanpa pendanaan eksternal yang baik, mungkin menghadapi tantangan kelangsungan hidup dalam dua tahun mendatang.
(bbn)