Korea Selatan selama ini mengandalkan AS untuk intelijen berbasis ruang angkasa. Korsel dalam perkembangannya kemudian berusaha untuk menambahnya dengan meningkatkan kemampuan pengintaiannya sendiri.
Serangkaian peluncuran roket bertujuan untuk menempatkan lima satelit mata-mata di orbit pada tahun 2025.
Satelit mata-mata ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengembangkan program luar angkasa Korsel, termasuk peluncuran roket Nuri pada bulan Mei tahun lalu yang membawa delapan satelit ke orbit.
Pada bulan Desember, sebuah roket SpaceX menempatkan satelit pengintai buatan dalam negeri pertama Korea Selatan ke orbit.
Korea Utara, memiliki kecenderungan untuk mencoba mengungguli tetangganya, Korsel, dalam hal peluncuran ruang angkasa. Pada akhir November Korut meluncurkan roket dengan maksud menempatkan satelit mata-mata pertamanya ke orbit—setelah dua kali gagal pada awal tahun 2023.
Pemerintahan Korsel di bawah kuasa Kim Jong Un juga tampaknya sedang mempersiapkan fasilitas peluncuran luar angkasa untuk misi lain, demikian yang dilaporkan oleh situs web spesialis 38 North.
Meskipun para pejabat di Seoul percaya bahwa satelit mata-mata Korea Utara hanya akan menjadi satelit yang belum sempurna, namun ini dapat membantu Pyongyang menyempurnakan penargetan saat meluncurkan rudal baru yang dirancang untuk menyerang Korea Selatan dan Jepang, yang menjadi tuan rumah bagi sebagian besar personil militer Amerika (AS) di wilayah tersebut.
(bbn)