Penyebabnya adalah aktivitas industri yang lesu. Pada 2 bulan pertama 2024, laba industrial anjlok 37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sebelumnya, Presiden Xi Jinping berkomitmen untuk menurunkan pemakaian batu bara mulai 2026.
China adalah konsumen batu bara terbesar dunia. Saat konsumsi di pasar utama menurun, maka harga tentu mengikuti.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara sejatinya masih bullish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 51,32.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang berada di posisi bullish. Akan tetapi, RSI batu bara tipis saja di atas 50. Jadi mungkin batu bara sebenarnya netral saja.
Namun karena koreksi yang sudah lumayan dalam, harga batu bara berpeluang bangkit. Target resisten terdekat adalah US$ 129/ton. Jika tertembus, maka US$ 132/ton bisa menjadi target berikutnya.
Adapun target support terdekat adalah US$ 127/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga batu bara turun lagi ke arah US$ 122/ton.
(aji)