“Ide terus berlanjut bahwa The Fed (Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat/AS) bersiap untuk menurunkan suku bunga. Ini biasanya sangat menentukan harga emas,” kata Bart Melek, Head of Commodity Strategist, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Rhona O’Connell, Analis StoneX, menyebut wajar jika harga emas turun. Sebab, emas memang sudah tergolong jenuh beli (overbought).
“Sudah benar-benar overbought dan perlu ada koreksi. Faktor The Fed sudah masuk hitungan (priced-in), menurut pandangan saya,” tegas O’Connell.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih berada di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 82,87.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun perlu diingat bahwa RSI di atas 70 juga berarti sudah tergolong overbought.
Posisi overbought terkonfirmasi dengan indikator Stochastic RSI yang berada di angka 100. Sudah maksimal, sangat overbought.
Oleh karena itu, harga emas masih berisiko turun lagi. Target support terdekat adalah US$ 2.271/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.225/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Sementara target resisten terdekat adalah US$ 2.302/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.317/troy ons.
(aji)