Logo Bloomberg Technoz

Ia menyebut, kondisi tersebut pada akhirnya dapat meningkatkan Non Performing Loan (NPL) perbankan. Selain itu, ia mengungkap data terakhir menunjukan bahwa eksposur neto untuk valas di perbankan terbilang kecil.

“Terlihat dari rasio posisi devisa neto (PDN) yang sebesar 1,44% pada akhir 2023, jauh di bawah threshold 20%,” pungkasnya.

Dalam kesempatan berbeda, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah terjadi karena dolar AS belakangan menguat karena sentimen suku bunga acuan bank sentral AS masih belum turun dalam waktu dekat.

Namun, Jahja menegaskan bahwa BCA sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk menghadapi tantangan pelemahan rupiah, dan tidak masalah dengan nilai tukar saat ini. Terlebih, kata Jahja, saat ini nilai tukar rupiah masih sangat terkendali, akibat berbagai langkah yang dilakukan Bank Indonesia (BI).

“Dolar AS yang agak kuat karena bunga di Amerika Serikat belum segera turun, kıta sudah siap, ga masalah dengan kurs. Masih sangat terkendali oleh BI,” pungkas Jahja.

Sebagai informasi, rupiah bergerak menguat sampai pertengahan perdagangan hari ini, Kamis (4/4/2024), meninggalkan level Rp15.900-an/US$. Rupiah spot bergerak di kisaran Rp15.890/US$ pada pukul 11:40 WIB, menguat 0,19% dari posisi hari sebelumnya.

Hal ini berlangsung di tengah tren penguatan mata uang Asia sejauh ini yang dipimpin oleh ringgit Malaysia (0,33%), won Korea (0,07%), dolar Taiwan (0,07%), peso Filipina (0,02%). Penguatan rupiah menjadi yang terbesar kedua di Asia siang ini.

Di sisi lain, mata uang Asia lain, baht Thailand melemah tertajam 0,15%, juga dong Vietnam 0,02% serta yuan China yang melemah tipis 0,01%. Indeks dolar AS masih bergerak lebih rendah di 104,19 siang ini.

(azr/lav)

No more pages