Selain itu, ia juga menyebut BI terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder terkait. Edi menegaskan, kepercayaan pasar harus tetap terjaga, yang pada akhirnya akan memberikan dampak ke jangka menengah nantinya.
“Poin pentingnya adalah confidence pelaku pasar harus tetap terjaga dan itu akan berdampak ke jangka menengahnya,” pungkasnya.
Untuk diketahui, rupiah berhasil bergerak lebih kuat sampai pertengahan perdagangan hari ini, Kamis (4/4/2024), meninggalkan level Rp15.900-an/US$. Rupiah spot bergerak di kisaran Rp15.890/US$ pada pukul 11:40 WIB, menguat 0,19% dari posisi hari sebelumnya.
Pada pemberitaan sebelumnya, BI menyatakan menyatakan akan selalu berada di pasar untuk terus mengawal dan memastikan keseimbangan supply dan demand valas yang berada di pasar agar kepercayaan pelaku pasar masih terus terjaga.
“Poin penting adalah Saya melihat pelemahan Rupiah ini masih sejalan dengan pergerakan pelemahan mata uang Asia lainnya,” kata Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Sekuritas BI Edi Susianto, saat dihubungi Bloomberg Technoz, Rabu (3/4/2024).
Edi menjelaskan beberapa waktu lalu beberapa mata uang emerging market Asia memang mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), termasuk dengan rupiah.
Ia menyebut terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rupiah melemah pada hari kemarin. Dari sisi global terdapat sentimen penguatan dolar AS akibat menurunnya ekspektasi atas penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS (Fed Fund Rate).
Selain itu, pelemahan yuan China juga mempengaruhi nilai tukar rupiah. Sedangkan dari sisi domestik, terdapat peningkatan pembelian dolar AS terkait siklus repatriasi, dan kecenderungan aliran modal asing keluar dari Indonesia.
(azr/lav)