Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan komitmen investasi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) bertambah menjadi US$11,2 miliar atau setara Rp178,6 triliun (asumsi kurs Rp15.953,35) untuk menggarap empat proyek smelter nikel di Indonesia.

Nilai komitmen investasi tersebut meningkat dari sebelumnya US$9,2 miliar untuk menggarap tiga proyek smelter nikel di Indonesia. Adapun, komitmen investasi tersebut merupakan persyaratan perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) hingga 2045.

“Kami sampaikan ada empat proyek yang semuanya bernilai kurang lebih US$11,2 miliar yang akan diselesaikan mulai dari 2026 sampai 2029. Itu yang kita kejar dan kita masukan itu dalam persyaratan IUPK. Kalau dalam tahun tersebut tidak jadi terealisasi, maka ini akan kita batalkan,” ujar Arifin di sela rapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (3/4/2024).

Saat dimintai konfirmasi lebih lanjut, Arifin enggan mendetailkan dengan lengkap mengenai tambahan 1 proyek  smelter Vale tersebut. Namun, dia memastikan bahwa proyek tersebut sudah dalam tahapan penandatangan kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU).

Tungku matte penyadapan bijih di pabrik pengolahan yang dioperasikan oleh PT Vale Indonesia di Sorowako./Bloomberg-Dimas Ardian


Terpisah, Menteri Investasi/Kepala Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan terdapat proyek smelter baru berbasis high pressure acid leach (HPAL) dalam rencana investasi penghiliran nikel milik Vale.

Adapun, Bahlil menyebutkan proyek tersebut belum memiliki realisasi lantaran masih menyelesaikan eksplorasi tahap akhir.

“Potensi pabrik HPAL minimal 60.000 ton nikel per tahun dalam mixed hydroxide precipitate (MHP). Ini akan menggandeng international automaker atau non-Chinese [dan] investor lainnya,” ujar Bahlil dalam paparannya. 

Bahlil mengatakan nilai investasi tersebut mencapai Rp30 triliun berupa pabrik dan tambang.

Smelter nikel PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Sulawesi Selatan./Bloomberg-Dimas Ardian

3 Megaproyek 

Arifin Tasrif mengatakan sebelumnya PT Vale Indonesia (INCO) memiliki tiga megaproyek sebagai komitmen investasi dengan nilai US$9,2 miliar. Di antaranya :

1. Tambang Nikel dan HPAL Sorowako

Tambang nikel akan beroperasi pada 2027, sementara smelter HPAL dalam proses penyusunan kesepakatan kerja sama definitif dengan Huayou. Nilai investasinya mencapai US$2 miliar.

Pabrik itu bakal menghasilkan MHP yang menjadi bahan baku untuk baterai kendaraan listrik. Selain itu, fasilitas pengolahan tersebut ditargetkan sanggup memproduksi 60.000 ton nikel dan 5.000 ton kobalt per tahun dalam bentuk MHP.

2. Tambang nikel dan HPAL Pomalaa 

Arifin mengatakan tambang nikel akan beroperasi pada 2026, di mana terkait dengan smelter HPAL telah penandataganan definitive agreement. Nilai investasi mencapai US$4,6 miliar.

Proyek smelter berbasis HPAL dengan kapasitas 120.000 ton nikel dalam format MHP ini berlokasi di Blok Pomalaa. Proyek ini hasil patungan INCO dengan Huayou dan Ford Motor Co yang diteken sejak Maret tahun lalu, yang membentuk perusahaan patungan bernama PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI).

3. Tambang nikel dan RKEF Bahodopi 

Arifin menjelaskan Tambang nikel akan beroperasi pada tahun 2026. Adapun, proyek yang memiliki investasi US$2,6 miliar merupakan joint venture dengan Xihai dan Tisco dalam rangka pengembangan pengolahan nikel di Xinhal Industrial Park, Morowali, Sulawesi Tengah. 

(dov/wdh)

No more pages